TUNIS (Arrahmah.com) – Seorang menteri Tunisia pada Kamis (8/3/2011) mengecam larangan niqab di sebuah universitas yang memicu aksi protes berminggu-minggu.
Konflik tiga bulan di Manouba University, yang terletak sekitar 25 kilometer (15 mil) dari Tunis, seharusnya tidak pernah terjadi, kata Moncef Ben Salem, menteri pendidikan tinggi, kepada wartawan di istana kepresidenan.
“Peristiwa Manouba adalah kesalahan,” katanya.
“Kami memiliki 96 mahasiswi di seluruh Tunisia yang mengenakan niqab di 193 lembaga universitas, dan tidak ada masalah kecuali di Manouba,” tambahnya.
Dekan fakultas di sana “tidak melakukan apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi situasi damai dan ia memiliki motif politik tersembunyi,” tambah menteri.
Salem berbicara sehari setelah demonstrasi ratusan mahasiswa Islam, yang dikenal sebagai Salafi, dan juga anggota serikat mahasiswa nasional yang berujung kekerasan.
Salafi merobek bendera nasional di pintu masuk universitas dan menggantinya dengan panji ar rayah.
“Ini adalah sikap yang tidak dapat diterima,” kata Salem.
“Tapi semua ini terjadi akibat akumulasi kesalahan dalam penanganan,” lanjutnya, menuduh kedua belah pihak, kelompok mahasiswa dan dekan unversitas Manouba.
Universitas tersebut melarang niqab dengan dalih keamanan.
Manouba University, yang memiliki sekitar 13.000 mahasiswa, dianggap sebagai benteng sayap kiri di Tunisia. (althaf/arrahmah.com)