JAKARTA (Arrahmah.id) – Massa dari Majelis Ormas Islam (MOI) menggelar aksi bela Palestina di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, pada Sabtu (9/3/2024) pagi. Sejumlah masyarakat dari berbagai ormas Islam pun turut serta dalam aksi tersebut.
Ketua MOI, Nazar Haris mengungkapkan bahwa pihaknya mendesak agar semua pihak memberikan tekanan kepada “Israel”, salah satunya dengan cara boikot.
“Iya, jadi salah satu yang kita perlu lakukan adalah tekanan kepada ‘Israel’. Di antara tekanan pada ‘Israel’ ialah boikot, karena ‘Israel’ selama ini juga telah merasakan dampak dari boikot-boikot yang dilakukan dunia,” kata Nazar.
Terlebih sebagai negara yang mayoritas Muslim, Nazar menilai Indonesia seharusnya bisa menggunakan hati nurani untuk melihat kekejaman yang dilakukan Zionis “Israel” terhadap masyarakat Palestina di Gaza.
“Ini bukan cuma di negara Islam, bahkan di negara-negara yang masih punya hati nurani, seperti Perancis misalnya itu perusahaan-perusagaan ‘Israel’ ditekan, diboikot. Sehingga ada nuansa suapaya mereka tunduk, jangan sampai anti kemanusiaan,” ujarnya.
Nazar mengatakan bahwa pihaknya juga menyeru agar blokade “Israel” dibuka sehingga masyarakat Muslim Palestina dapat menjalankan ibadah dengan tenang selama bulan Ramadhan.
“Jadi tuntutan kita adalah membuka blokade terhadap Gaza. Dan kita tahu bahwa kita sebentar lagi masuk ke dalam bulan Ramadhan, di mana pun untuk Gaza dengan tuntutan agamanya mereka akan berpuasa di siang hari, jangan sampai mereka berpuasa di siang hari, tapi mereka tidak bisa berbuka di sore harinya,” tutur Nazar.
“Kita ingin apa yang kita rasakan di Indonesia, berpuasa di siang hari, dan berbuka di sore hari,” tambahnya.
Tak hanya itu, Nazar mengatakan bahwa pihaknya meluncurkan gerakan Indonesia Nine for One Gaza. Dia menjelaskan bahwa gerakan ini bertujuan untuk membantu penghidupan masyarakat di Palestina, terlebih pada masa Ramadan.
“Sembilan keluarga Indonesia akan menanggung beban hidup satu keluarga Gaza dan itu sangat mudah insyaallah,” ucap Nazar.
“Di sana, di Gaza ada 300 ribu keluarga, karenanya dibutuhkan 2.700.000 keluarga Indonesia dari 75 juta yang ada di Indonesia. Sehingga kurang lebih 5 persen keluarga Indonesia akan mendukung Gaza,” jelasnya. (Rafa/arrahmah.id)