KAIRO (Arrahmah.com) – Ribuan massa berkumpul di tempat yang menjadi ikon revolusi Mesir, Tahrir Square, di Kairo pada hari Jumat (13/7/2012) untuk mengekspresikan solidaritas mereka pada Presiden Muhammad Mursi mengenai dekritnya untuk mengembalikan parlemen.
Parlemen, yang didominasi oleh legislatif dari kubu Ikhwanul Muslimin, dibubarkan oleh keputusan militer lewat Mahkamah Konstitusi bulan Juni lalu.
Berdasarkan deklarasi konstitusi yang dikeluarkan pada tanggal 17 Juni, militer mengklaim kekuasaan legislatif dan kontrol atas anggaran negara.
Pekan lalu, Mursi memerintahkan parlemen yang dibubarkan untuk melanjutkan tugas legislatif mereka. Presiden Mesir juga mengajak untuk mengadakan pemilihan parlemen baru dalam waktu 60 hari dari pengesahan konstitusi baru bagi negara Afrika Utara tersebut.
Namun, pengadilan tinggi membatalkan dekrit Mursi, mengklaim bahwa keputusannya adalah ‘mengikat’ dan tidak bisa ditantang.
Dalam pernyataan pada hari Kamis (12/7), Mursi mengumumkan bahwa ia akan menghormati keputusan pengadilan yang menolak Surat Keputusannya.
Para demonstran pada hari Jumat (13/7) memprotes putusan Mahkamah Agung Konstitusi dan meneriakkan slogan-slogan anti-militer.
Para demonstran Mesir menuduh militer dan pengadilan tinggi mencoba untuk mempertahankan kekuasaan mereka dengan membatasi kekuasaan presiden. (althaf/arrahmah.com)