GURGAON (Arrahmah.com) — Anggota kelompok radikal Hindutva kembali mengganggu warga Muslim India yang sedang melaksanakan shalat Jumat. Mereka meneriakkan ‘Jai Shri Ram’ dan meprovokasi warga muslim Gurgaon meskipun ada polisi di lapangan, lansir The Indian Express (4/12/2021).
Ini adalah pekan ketiga berturut-turut aktivis radikal Hindutva dan penduduk setempat mengganggu shalat di lokasi tersebut.
Sebelumnya warga Muslim telah diizinkan untuk shalat di beberapa bagian tanah dengan pengawalan polisi.
Pengawalan dilakukan karena acara shalat Jumat sudah berulang diganggu warga Hindu radikal.
Setidaknya tujuh pria radikal Hindutva termasuk Dinesh Thakur, presiden, Bharat Mata Vahini, yang telah memimpin protes telah ditangkap.
“Shalat ini adalah konspirasi… jihad darat,” kata Thakur lantang saat dibawa ke kantor polisi
Video dari lokasi shalat di Sektor 37 menunjukkan lebih dari 70 aktivis Hindu radikal meneriakkan ‘Jai Shri Ram’, ‘Bharat Mata ki Jai’ dan ‘Namaz nahi hogi yahan.’
Orang-orang Hindutva mengatakan kepada wartawan bahwa mereka datang dari desa-desa terdekat Khandsa, Narsinghpur, Mohammadpur Jharsa, dan Begumpur Khatola.
Aktivis sayap kanan mencoba menyerang umat Islam, tetapi didorong kembali oleh polisi.
Sebelumnya pada hari itu, penduduk setempat telah memarkir truk mereka di tempat terbuka yang ditentukan untuk shalat. Mereka berdalih bahwamereka tidak memiliki rtempat untuk memarkir truk di tempat lain.
Video itu juga menunjukkan polisi membuat rantai manusia untuk menghentikan pengunjuk rasa mengganggu shalat.
Semua tahanan dibebaskan kecuali Dinesh Thakur setelah diinterogasi.
Sanyukt Hindu Sangharsh Samiti, -sebuah badan payung dari 22 organisasi Hindutva- mengeluarkan ultimatum kepada pemerintah pada hari Jumat, yang menyatakan bahwa mulai pekan depan, mereka tidak akan mengizinkan shalat di satu tempat di tempat umum di kota.
“Kami memberi waktu satu bulan kepada pemerintah, yang berakhir besok. Mulai 10 Desember, kami tidak akan mengizinkan shalat dilakukan di salah satu titik ini. Saya ingin menegaskan kembali bahwa tidak ada daftar atau tempat yang dibolehkan untuk shalat. Izin itu hanya sementara. Melalui protes orang-orang pemberani Khandsa ini, gerakan kami menjadi lebih kuat. Kami menerima pesan dukungan dari seluruh negeri,” kata Mahavir Bhardwaj, presiden Samiti, seperti dikutip Indian Express. (hanoum/arrahmah.com)