PARIS (Arrahmah.com) – Sekelompok demonstran merusak ruang shalat dan membakar salinan Al-Qur’an di pulau Korsika, Perancis pada Hari Natal.
Kekerasan itu terjadi di tengah langkah-langkah keamanan yang meningkat selama liburan, dan situasi setelah serangan Paris yang menewaskan 130 orang.
Manuel Valls, perdana menteri Perancis, menulis di Twitter bahwa serangan yang terjadi di kota Ajaccio adalah “penodaan yang tidak dapat diterima”, lansir The Telegraph, Jum’at (25/12/2015),
Mereka meneriakkan slogan-slogan dalam bahasa Korsika yang artinya “orang Arab keluar!” atau “Ini rumah kami!”, seorang koresponden AFP melaporkan.
“Lima puluh buku-buku doa dilempar keluar ke jalan,” kata Mr Lalanne, menambahkan bahwa beberapa halaman dari buku-buku itu dibakar.
Ketegangan meningkat di Ajaccio setelah dua petugas pemadam kebakaran dan polisi terluka ketika mereka “diserang” oleh “beberapa pemuda yang memakai penutup kepala”, kata pihak berwenang.
Pada Jum’at sore sekitar 150 orang berkumpul di depan prefektur untuk menunjukkan dukungan terhadap polisi dan petugas pemadam kebakaran, kata para pejabat dalam sebuah pernyataan.
Dewan Perancis untuk Muslim (CFCM) dan pemantau Islamofobianya mengecam kekerasan itu
Bernard Cazeneuve, menteri dalam negeri Perancis, mengatakan bahwa serangan yang terjadi di ruang shalat itu menunjukkan tanda-tanda “rasisme dan xenofobia”.
Dia juga mengutuk serangan terhadap aparat penegak hukum dan keamanan di Korsika, dan mengatakan bahwa ia berharap pelaku kekerasan akan diidentifikasi dan ditangkap sesegera mungkin.
(ameera/arrahmah.com)