BANGUI (Arrahmah.com) – Ribuan Muslim yang melarikan diri untuk keselamatan hidup mereka dari ibukota Republik Afrika Tengah yang dilanda konflik, Jumat (7/2/). Massa Kristen bersorak gembira sewaktu truk yang membawa keluarga Muslim keluar dari kota tersebut.
Seorang pria yang terjatuh dari truk dibunuh dan dan tubuhnya dimutilasi, menggambarkan kekejaman yang dilakukan massa kristen terhadap warga Muslim yang masih tersisa di kota tersebut, sebagaimana dirilis oleh The Independent, Sabtu (8/2/2014).
“Massa tersebut membunuh orang itu dan memotong tangan dan alat kelaminnya”, Peter Bouckaert, koordinator keadaan darurat Human Rights Watch, mengatakan kepada wartawan, sebagaimana dirilis oleh Mirror News, Jumat (7/2).
Konvoi yang terdiri dari sekitar 500 mobil, truk dan sepeda motor dijaga oleh tentara bersenjata berat dari negara tetangga Chad, sebuah negara mayoritas Muslim.
Eksodus ini terjadi setelah dua bulan kekerasan sektarian di ibukota Republik Afrika Tengah yang menargetkan Muslim. Dalam beberapa pekan terakhir, massa kristen telah membakar masjid, membunuh, membakar dan memutilasi Muslim.
Peter Bouckaert, koordinator keadaan darurat Human Rights Watch, yang telah membantu menjaga keselamatan umat Islam di bawah penjagaan pasukan penjaga perdamaian, mengatakan: “Ini benar-benar situasi yang mengerikan. Seluruh Bangui, seluruh lingkungan Muslim dihancurkan dan dikosongkan. “
Osmani Benui, seorang wanita Muslim yang meninggalkan Bangui, mengatakan: “Orang-orang Kristen mengatakan umat Islam harus kembali dari mana mereka berasal. Itu sebabnya kami akan pulang. Kami tidak punya kemungkinan untuk tinggal di Bangui di karena kami tidak punya perlindungan.”
Kehadiran 1.600 tentara Prancis dan 5.000 tentara Afrika telah gagal untuk menghentikan kekerasan yang telah menewaskan lebih dari 2.000 orang.(Ameera/Arrahmah.com)