TRIPOLI (Arrahmah.com) – Warga Libya telah mengadakan aksi protes di kota Benghazi menentang keberadaan milisi bersenjata dan meminta mereka untuk meletakkan senjata.
Ratusan demonstran, termasuk polisi dan tentara, meneriakkan “Tentara dan polisi, kami tidak menginginkan yang lainnya!” dan “Tidak ada milisi, tidak ada brigade, satu tentara, satu bendera!” di kota terbesar kedua di Libya itu pada Jumat (6/4/2012), menurut laporan Reuters.
Aksi protes ini pun dilakukan oleh tentara yang mengendarai sekitar 50 kendaraan militer dan polisi.
Milisi bersenjata berat Libya memang pernah berperang melawan 42 tahun pemerintahan Muammar Gaddafi dan memainkan peran penting dalam kejatuhannya. Tapi enam bulan setelah kematian Gaddafi, milisi bersenjata ini masih berpatroli di jalan-jalan Libya dan menduduki gedung-gedung pemerintah.
Milisi-milisi ini telah menjadi tantangan tersendiri bagi penguasa baru negara itu.
Dewan Transisi Nasional (NTC) telah mengundang milisi untuk mendaftarkan diri di kepolisian nasional dan militer, tapi sejauh ini hanya sebagian kecil dari mereka telah merespon positif atas seruan tersebut.
“Kami menyerukan kepada kelompok-kelompok bersenjata dan milisi yang menempati kamp-kamp militer, kantor polisi, sekolah atau properti milik negara lainnya untuk menyerahkannya segera,” kata seorang perwira angkatan udara pada para pengunjuk rasa.
“Jika tidak, kami akan mengambil prosedur yang tepat untuk mendapatkannya kembali, bahkan jika perlu dengan kekerasan,” tambahnya. (althaf/arrahmah.com)