SYDNEY (Arrahmah.com) – Setelah bertahun-tahun melakukan kampanye, akhirnya komunitas Muslim di Blacktown di pinggiran barat Sydney membuka pintu masjid pertama mereka, menawarkan kepada para pemimpin Muslim kesempatan untuk menjangkau para pemuda yang bermasalah di daerah tersebut.
“Masjid ini akan menjadi tempat bagi kaum muda yang bermasalah yang berasal dari jalanan untuk belajar berkoordinasi dengan orang lain, untuk berbicara dengan mereka,” Sharif Amin dari Asosiasi Afghanistan New South Wales mengatakan kepada ABC News, sebagaimana dilansir oleh onislam, Selasa (6/5/2014).
“Sehingga mereka bisa merasakan saling memiliki, menjadi tempat di mana mereka dapat didengar, menjadi tempat di mana mereka dapat terlibat dengan kegiatan lainnya.”
Sejak dibuka pertama kalinya pada Sabtu lalu (3/4/), Masjid Blacktown menerima lebih dari 3000 orang yang memadati area masjid.
Membutuhkan waktu 15 tahun untuk bisa membangun masjid tersebut, karena kendala keuangan dan isu-isu seperti keberatan masyarakat terkait dengan kebisingan dan lalu lintas.
Lahan untuk masjid itu telah dibeli pada tahun 1998. Para pemimpin masjid berharap masjid yang telah lama ditunggu-tunggu itu akan menawarkan sebuah platform untuk mampu menjangkau kaum muda dari kalangan masyarakat luas.
“Dengan angka pengangguran yang meningkat dan peningkatan aktivitas geng di kalangan para pemuda, merupakan hal yang penting bagi mereka untuk memiliki sistem pendukung, di mana mereka bisa pergi untuk meminta bantuan,” kata Amin.
“Jika kita tidak mengatasi masalah ini sejak dini, maka kita akan berhadapan dengan kejahatan yang lebih banyak di dalam komunitas kita,” tambahnya.
Masjid ini akan berfungsi sebagai tempat ibadah bagi komunitas Muslim. Selain itu, masjid ini juga akan menyelenggarakan kelas agama dan kegiatan untuk remaja.
“Masjid ini menerima semua orang, dari semua lapisan masyarakat, baik musim panas atau musim dingin, tidak perlu mengajukan permohonan ataupun izin resmi,” katanya.
“Masjid ini menerima siapapun, apakah mereka pemuda, pria atau wanita, hitam atau putih. Masuk ke masjid tidak memerlukan biaya apapun, semua orang diterima.”
Muslim telah berada di Australia selama lebih dari 200 tahun, membentuk 1,7 persen dari populasi Australia yang berjumlah sekitar 20juta jiwa.
Islam adalah agama terbesar kedua di negara itu setelah agama Kristen.
(ameera/arrahmah.com)