Sekelompok masyarakat melakukan penyerangan dan penghancuran terhadap masjid pengikut nabi palsu Ahmadiyah Baitulrahim di Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (20/4) sekitar pukul 10.00 WIB.
Menanggapi kejadian tersebut, menteri Agama Suryadharma Ali menyatakan peristiwa penyerangan itu akbat dari ekses pengikut nabi palsu Jemaah Ahmadiyah yang tidak tunduk pada peraturan daerah, ia meminta jemaah Ahmadiyah untuk mematuhi aturan daerah.
“Mungkin saja ada kondisi yang tidak tepat di sana,” kata Suryadharma, kepada para wartawan di halaman Istana Negara, Jakarta, Jumat.
“Kepada Ahmadiyah, harus tunduk kepada peraturan daerah dan kami meminta agar kegiatan dihentikan. Dan yang namanya proses pelurusan ajaran dilakukan, begitu. Itu himbauan saya kepada Ahmadiyah untuk menaati aturan-aturan yang ada,” tambah Suryadharma.
Himbauan ini disampaikan Suryadharma walaupun dirinya mengaku belum mendapatkan laporan terkait kronologis penyerangan tersebut.
Menanggapi peritiwa tersebut, ketika dikonfirmasi , Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman menanggapi dengan keras. “Giliran ada anak FPI dibacok preman, sekretariat FPI diserbu oknum TNI, kalian diam. Giliran pengurus FPI diancam dibunuh di Palangkaraya dan bandara diserbu preman kafir, kalian tidak pernah minta komentar saya. Rupanya kalian ini memang senang dan punya agenda bahwa FPI itu hanya boleh diberitakan sebagai pelaku, tidak boleh sebagai korban ya?” ujar Munarman kepada wartawan.
Sebagaimana diberitakan, Masjid pengikut nabi palsu Ahmadiyah di Kampung Babakan Sindang, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya dihancur massa sekitar pukul 11.00 WIB, Jumat 20 April 2012. Meski tidak ada korban jiwa, aktivitas shalat jumat di masjid tersebut berhenti total.
Menurut Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Pol Martinus Sitompul, massa menerobos dinding bangunan. Lalu merangsek masuk ke lingkungan masjid dan langsung melakukan penghancuran masjid pengikut nabi palsu tersebut. Peristiwa tersebut berlangsung selama 15 menit.
Peristiwa itu terjadi diduga akibat difungsikannya kembali masjid pengikut nabi palsu Ahmadiyah yang sudah disegel masyarakat beberapa waktu lalu. Sementara itu, Wakil Kapolda Jawa Barat Brigadir Jenderal Pol Hengki Kaluara mengatakan, situasi di lokasi kejadian sudah kondusif. Dia menyatakan belum ada pelaku yang diamankan. (bilal/arrahmah.com)