BEKASI (Arrahmah.com) – Ahad (20/04/2014) pagi itu sedianya akan didakan bedah buku “Kafir tapi tidak dikafirkan” di Masjid Muhammad Ramadhan Bekasi. Namun acara gagal digelar ketika ratusan massa berkumpul di sekitar masjid. Mereka adalah para pria yang didominasi mengenakan seragam FBR yang serba hitam dan tampak pula beberapa berseragam FPI yang serba putih.
Kedatangan massa tersebut sebagai body guard jalannya perampasan masjid oleh Pemerintah Kota Bekasi dibawah kepemimpinan Pepen.
Tidak cukup dengan massa tersebut, saat itu dikerahkan juga Satpol PP dan Brimob Kelapa dua.
Salah seorang petugas masjid MMR – panggilan populer masjid ini di kalangan aktifis – Joko menyebutkan bahwa Pemkot Bekasi langsung rampas masjid dengan mengumumkan pengurus baru. Mereka tidak menyebutkan alasan dibalik perampasan pengurus masjid itu.
Joko yang ditemui arrahmah.com di sebuah tempat di Bekasi Ahad malam mengisahkan. Usai diumumkan perampasan dan penetapan pengurus baru, sejumlah Satpol PP langsung beraksi.
Mereka telah menyiapkan satu boks yang berisi beberapa set kunci, dan segera mengganti semua kunci di ruangan masjid di lantai atas dan bawah.
Aksi perampasan masjid dilanjutkan dengan pencopotan papan nama TPM (Tim Pengacara Muslim) dan papan bertuliskan anjuran menutup aurat atau wilayah wajib berjilbab dan wilayah dilarang merokok.
Tak cukup sampai di situ, aksi tidak sopan ditunjukkan dengan sejumlah orang bertato masuk ke batas suci masjid dengan tidak mencopot alas kaki mereka. Biadabnya lagi banyak dari mereka secara atraktif menunjukkan maksiat kepada Allah dengan ngebul alias merokok di dalam rumah Allah ini. Naudzubillah min dzalik.
Dalam kesempatan dialog dengan orang-orang yang telah diplot namanya menjadi pengurus baru, dia mengutarakan, apakah antum akan menyerahkan pengurusan masjid ini kepada orang-orang dibawah sana yang maksiyat kepada Allah dan tidak ada di wajahnya pancaran air wudhu. “Coba tunjukkan kepada saya satu orang saja yang tidak merokok,” ujarnya.
“Saya yakin mereka mengambil alih masjid ini hanya untuk kepentingan uang,” tambahnya.
Masjid Muhammad Romadhon Taman Galaxi Bekasi, sangat populer di kalangan aktivis Islam yang sering menggelorakan dakwah tauhid dan jihad. Seluruh kegiatan peribadatan di masjid ini sudah ditata sesuai dengan sunnah Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam. Kegiatan pengajian dan aktivitas sosial masjid ini juga cukup populer di wilayah Jabodetabek bahkan luar Jawa. Tidak berlebihan kiranya, kedengkian dan motivasi uang disamping sebuah adanya sebuah grand design aparat Pemkot ada di balik perampasan MMR.
(azm/arrahmah.com)