MEIKHTILA (Arrahmah.com) – Sekelompok orang mengamuk membakar Masjid dan rumah-rumah Muslim di pusat kota Myanmar, ujar polisi setempat pada Rabu (27/3/2013), kekerasan terbaru dalam serangkaian serangan yang menargetkan Muslim oleh ekstrimis Budha yang telah menewaskan sedikitnya 40 orang.
Seminggu setelah bentrokan meletus, sebuah Masjid dibakar di kota Nattalin, sekitar 150 km dari pusat komersial negara tersebut, Yangon, ujar seorang pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya kepada AFP.
Seorang warga Nattalin lainnya mengatakan polisi kewalahan ketika massa tiba-tiba datang dan membakar Masjid lalu menghilang.
“Sekitar 200 orang datang ke kota tadi malam. Tapi polisi tidak bisa mengendalikan massa, mereka menghancurkan Masjid dan beberapa rumah, kemudian mereka pergi,” ujar saksi kepada AFP.
Jam malam diberlakukan di tiga kota lainnya, seperti dilaporkan media pemerintah. Pemerintah Myanmar mengklaim bahwa mereka berusaha untuk memadamkan kekerasan yang berkobar sejak pekan lalu di Meikhtila, sekitar 130 km dari sebelah utara ibukota, Naypyidaw.
Sejak saat itu kerusuhan menyebar hingga lebih dekat ke Yangon.
Utusan PBB, Vijay Nambiar yang baru saja mengunjungi Meikhtila mengatakan kepada wartawan bahwa rumah-rumah Muslim telah ditargetkan secara brutal.
Komentarnya menimpali pandangan para saksi di daerah kerusuhan yang mengatakan kekerasan tampaknya terorganisir.
Bentrokan dimulai pada 20 Maret. Media-media lokal dan internasional mengklaim bahwa kerusuhan dipicu dari perdebatan antara seorang pemilik toko emas (Muslim) dengan pembeli (Budha) yang berubah menjadi kekerasan brutal di mana Masjid dibakar, rumah-rumah dibakar dan dihancurkan dan jenazah-jenazah korban yang hangus dibiarkan tergeletak di jalanan.
Sejak itu, puluhan orang telah ditahan sehubungan dengan kekerasan yang menyaksikan para perusuh bersenjata-termasuk para biksu Budha-berkeliaran di jalan-jalan di Meikhtila dan mengancam wartawan agar tidak meliput. (haninmazaya/arrahmah.com)