BERLIN (Arrahmah.com) – Saat protes terhadap Muslim yang terus berkembang, masjid setengah jadi yang dibangun di kota barat laut Dormagen Jerman telah dirusak serta dicat dengan grafiti swastika dan slogan-slogan rasis, yang mencerminkan kekhawatiran yang berkembang terhadap meningkatnya xenophobia di negara itu, sebagaimana dilansir oleh onislam, Senin (22/12/2014).
“Tidak ada tempat untuk penyebaran xenophobia atau kejayaan masa lalu Nazi di daerah Neuss, kata kepala polres Neuss, Hans-Jürgen Petrauschke, kepada wartawan, sebagaimana dilaporkan oleh Deutsche Welle.
Laporan awal mengatakan bahwa pelaku diduga telah memasuki masjid pada Sabtu / Ahad pagi.
Selain menggambar swastika, suatu simbol yang berhubungan dengan Nazi, di dinding masjid tersebut, para pengacau itu juga menulis kata-kata penghinaan terhadap Muslim seperti “pergilah Anda ke kamp konsentrasi!”
Tindakan vandalisme datang saat demonstrasi anti-Islam terus tumbuh di seluruh Jerman.
Serangan terhadap masjid bertepatan dengan munculnya kontroversial Pegida, Patriotik Eropa Melawan Islamisasi Barat, sebuah gerakan di Jerman.
Kelompok ini telah mengadakan demonstrasi di kota-kota di seluruh Jerman selama 10 pekan terakhir.
Sebagian besar protes anti-imigran tersebut berpusat di kota Dresden Jerman. Mereka memprotes terhadap apa yang mereka anggap kerusakan sistem imigrasi dan suaka, saat Jerman, ekonomi terbesar Eropa, telah menjadi tujuan utama bagi pencari suaka.
Serangan yang terjadi pada Ahad (21/12) di masjid meningkatkan kekhawatiran pengamat bahwa xenophobia menjadi semakin diterima secara sosial di negeri ini.
Pekan lalu, seorang Muslimah secara lisan dan fisik diserang oleh empat orang Jerman, yang menyebabkan dia terluka parah setelah ia ditabrak oleh mobil mereka saat melintasi jalan.
Masjid lain di Bad Salzuflen di distrik Lippe Rhine Westphalia Utara, dibakar pada Oktober lalu.
Di Jerman sendiri sebanyak 81 serangan yang menargetkan masjid telah dilakukan sejak 2012.
Sementara itu, sebanyak 219 serangan itu dilakukan antara 2001 dan 2012, yang mencerminkan tren anti-Muslim yang mengkhawatirkan yang menargetkan minoritas agama di seluruh Eropa.
Di Belanda, empat tersangka berusaha menyerang sebuah masjid yang dikelola oleh Turki pada bulan Juni, namun komunitas Muslim berhasil mencegah serangan tersebut.
Serangan rasis dan Islamofobia juga telah menargetkan masjid di Denmark dan Inggris, meskipun tidak ada korban.
Jerman diyakini menjadi tempat tinggal bagi hampir 4 juta Muslim, termasuk sebanyak 220.000 di Berlin. Imigran asal Turki membentuk sekitar dua pertiga dari minoritas Muslim.
(ameera/arrahmah.com)