BANGUI (Arrahmah.com) – Ribuan Muslim terpaksa meninggalkan rumah-rumah mereka di Republik Afrika Tengah (CAR) untuk menyelematkan diri dari serangan gerombolan massa Kristen yang baru-baru ini terjadi.
Sebuah masjid yang terletak di ibukota Bangui telah dibakar setelah massa Kristen merampoknya.
“Mereka membakar sebagiannya, termasuk membakar rumah imam, dan mereka membongkarnya bata demi batanya,” kata Joanna Mariner dari Amnesti Internasional, dikutip Voice of America pada Selasa (10/12/2013) dan dilansir OnIslam.
“Mereka juga meneriakkan slogan-slogan anti-Muslim, membuat tanda [gambar] memotong tenggorokan seseorang dan menyeru agar presiden mundur,” tambahnya.
Kerusuhan terjadi setelah Presiden Michel Djotodia menyatakan dirinya sebagai pemimpin Muslim pertama di negara tersebut setelah digulingkannya Presiden Bozize pda 24 Maret lalu.
Menurut laporan yang beredar, massa Kristen tidak terima dengan kelompok Muslim yang menggulingkan pemerintahan. Akibatnya, gerombolan massa Kristen yang disebut “anti-balaka” melancarkan serangan terhadap umat Islam, membunuh sejumlah Muslim dan memaksa ribuan dari mereka melarikan diri dari desa-desa.
Dengan slogan yang diteriakkan “bunuh Muslim”, gerombolan itu menyerang properti milik umat Islam dan masjid-masjid, juga merusak toko-toko yang diyakini milik Muslim.
Berdasarkan laporan kantor kemanusiaan PBB, sekitar 400 orang telah meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka sejak Kamis lalu ketika gerombolan Kristen itu, yang loyal terhadap Francois Bozize yang digulingkan, melakukan serangkaian penyerangan terhadap Muslim.
Sementara itu, negara penjajah seperti Perancis dan sekutunya Uni Afrika berencana menambah beberapa ribu tentara untuk dikerahkan ke CAR untuk misi apa yang mereka sebut “menjaga perdamaian” dan mengklaim karena massa Kristen merasa “terancam” oleh kelompok Muslim yang sekarang mengontrol negara tersebut. (siraaj/arrahmah.com)