ISTANBUL (Arrahmah.com) – Lampu-lampu yang tergantung di antara menara Masjid Turki, yang biasanya menjadi tempat untuk sholat Tarawih berjamaah, memperlihatkan sebuah pesan yang menyeru warga untuk tetap tinggal dan beribadah selama bulan suci Ramadhan di rumah, saat negara tersebut memerangi pandemi virus corona.
Dikenal sebagai “mahya”, tradisi merangkai pesan renungan menggunakan cahaya dari menara masjid era Utsmani, adalah keunikan yang telah ada sejak ratusan tahun lalu di Turki.
Proses menggantung lampu diawasi oleh master of the art. Bekerja dari sketsa, mereka mengatur bola lampu pada tali untuk menguraikan pesan yang diinginkan, sebelum menggulungnya ke tali yang terbungkus di antara menara masjid menggunakan katrol.
Digantung di antara menara Masjid, lampu-lampu tersebut biasanya menyatakan pesan keagamaan dalam huruf besar, terlihat dari jauh, dan dimaksudkan untuk memberi penghargaan dan menginspirasi ummat Muslim yang telah menghabiskan waktu siang hari dengan berpuasa.
Tahun ini, dengan Turki berada di puncak wabah coronavirus pada awal bulan puasa Ramadhan, pesannya berbeda.
Kahraman Yildiz, salah satu ahli yang tersisa di bidang tersebut, mengenakan masker untuk pertama kalinya dalam karirnya yang panjang ketika ia menggantung lampu di antara dua menara Masjid berusia 400 tahun di distrik Fatih, Istanbul.
“Kami memberikan pesan agama yang bagus selama bulan Ramadhan. Bulan ini, sesuatu yang berbeda terjadi karena pandemi ini,” katanya, seperti dilansir MEMO (28/4/2020).
“Kami berbagi (pesan) terkait hal itu,” tambah Kahraman, membentangkan rentetan lampu yang memberi pesan untuk tetap tinggal di rumah.
Dia kemudian mulai menggantung lampu satu per satu di atas tali di antara menara saat dia dan rekan-rekannya dengan hati-hati mematuhi aturan jarak sosial di kota yang telah menanggung beban 112.000 kasus virus corona yang dikonfirmasi di Turki.
“Mahyas telah memberikan pesan-pesan indah dengan kutipan dari ayat-ayat (Al-Quran), selama berabad-abad. Tetapi tahun ini untuk pertama kalinya, kami memiliki mahyas yang kami gantung yang bertujuan melindungi kesehatan kami,” kata Burhan Ersoy, Direktur Jenderal Yayasan.
Dia mengatakan contoh lain termasuk, “Tetap bertanggung jawab, tetap sehat,” dan “Tetap di rumah, tetap sehat”. (haninmazaya/arrahmah.com)