ANKARA (Arrahmah.id) — Kementerian Luar Negeri Turki mengutuk keras serangan pembakaran terhadap Masjid Koprulu Haci Ibrahim Aga di kota Limassol di pemerintahan Siprus Yunani pada Sabtu (26/8/2023). Dikabarkan sebuah bom molotov dilemparkan saat malam hari dan merusak pintu dan dinding tempat ibadah umat Islam itu.
“Serangan keji ini merupakan tambahan dari tindakan masa lalu terhadap masjid-masjid berbeda di Pemerintahan Siprus Yunani,” kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan dikutip dari Anadolu Agency (27/8).
Menurut situs berita Siprus Yunani Philenews melaporkan, bahwa bom molotov dilemparkan ke masjid. Sementara penyiar Antenna mengklaim bahwa petasan diluncurkan ke masjid tersebut, menyebabkan kerusakan ringan.
Turki mendukung penuh pernyataan Kementerian Luar Negeri Republik Turki Siprus Utara (TRNC) mengenai masalah ini.
“Sebagai contoh terbaru dari meningkatnya Islamofobia di seluruh Eropa, serangan ini tidak hanya menargetkan umat Islam tetapi juga menunjukkan sekali lagi betapa seriusnya ancaman terhadap nilai-nilai kemanusiaan kita,” ujarnya.
Menurut Kementerian Luar Negeri Turki, pada sisi lain, kebencian dan intoleran terungkap dalam serangan tersebut. Peristiwa itu dinilai menunjukkan betapa tersingkirnya beberapa segmen komunitas Siprus Yunani dari pemahaman hidup bersama dalam perdamaian, ketenangan, dan toleransi dengan warga Muslim Siprus Turki.
“Memberikan bukti tambahan bahwa visi dua negara dari pihak Siprus Turki merupakan satu-satunya model realistis untuk penyelesaian masalah Siprus,” ujar pernyataan itu.
Siprus telah terperosok dalam perselisihan selama puluhan tahun antara Siprus Yunani dan Siprus Turki. Meskipun ada serangkaian upaya diplomatik oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mencapai penyelesaian yang komprehensif.
Turki sepenuhnya mendukung solusi dua negara di pulau Siprus. Solusi ini berdasarkan kesetaraan kedaulatan dan status internasional yang setara antara kedua negara.
Sebuah bom molotov dilemparkan ke sebuah masjid di kota Limassol di Siprus Yunani di Siprus Selatan. Serangan ini terjadi di malam hari dan merusak pintu dan dindingnya.
Menurut media Siprus Yunani dan Kantor Berita Turki-Siprus (TAK) saluran berita resmi Republik Turki Siprus Utara (TRNC), serangan ini menargetkan Masjid Koprulu Haci Ibrahim Aga.
Sedangkan situs berita Siprus Yunani Philenews melaporkan, bom molotov dilemparkan ke gedung tersebut, sementara penyiar Antenna mengklaim bahwa petasan diluncurkan ke masjid tersebut, menyebabkan kerusakan ringan.
TAK melaporkan, polisi Siprus Yunani telah melancarkan operasi untuk mengidentifikasi dan menangkap individu atau kelompok yang melakukan serangan tersebut. Insiden tersebut telah terekam dalam rekaman kamera keamanan.
Menurut beberapa laporan, tulisan “Islam tidak diterima bagi para imigran” dilukis dengan cat semprot di dinding masjid sebelum serangan. Presiden Siprus Turki Ersin Tatar mengutuk serangan itu.
Menurut pihak berwenang TRNC, serangan dilakukan sekitar pukul 01.10 waktu setempat pada Sabtu (26/8).
“Dalam menghadapi serangan terhadap aset sejarah, agama, dan budaya kita, saya menekankan perlunya segera membawa pelakunya ke pengadilan. Saya ingin menggarisbawahi bahwa serangan yang sudah ketinggalan zaman tersebut menimbulkan ancaman bagi seluruh umat manusia dan merusak perdamaian dunia,” kata Tatar dalam sebuah pernyataan dikutip dari Anadolu Agency.
Perdana Menteri Unal Ustel juga mengecam serangan tersebut. Dia menyebutnya sebagai serangan terhadap saudara dan saudari Muslim yang tinggal di Siprus Selatan.
“Dan secara umum terhadap seluruh dunia Islam,” ujarnya. (hanoum/arrahmah.id)