DEIr EZZOAR (Arrahmah.id) — Mendengar penjelasan PBB yang menyebutkan bahwa ancaman kelompok militan Islamic State (ISIS) masih besar, Amerika Serikat (AS) mengirim konvoi ratusan kendaraan tempurnya ke pangkalan-pangkalan militer di provinsi Deir ez-Zor, timur Suriah, yang diduduki oleh milisi sosialis Kurdi YPG/PKK.
Dilansir Anadolu Agency (15/8/2023), konvoi pasukan AS memasuki Al-Hasakah pada Senin melalui perbatasan Al-Waleed yang menjadi perlintasan antara Irak dan Suriah
Konvoi kenderaan tempur, lapis baja, tanker bahan bakar, kendaraan amnusia, dan kendaraan personil tiba di pangkalan tentara AS di ladang gas alam Koniko dan ladang minyak al Omer di pedesaan Deir Ezzoar.
PBB mengatakan bahwa selama paruh pertama tahun 2023 ancaman yang ditimbulkan oleh ISIS tetap tinggi di zona konflik dan rendah di area non-konflik.
Mereka juga percaya bahwa risiko kebangkitan ISIS masih tetap ada meskipun telah kehilangan pemimpin.
“Kelompok tersebut telah mengadaptasi strateginya, menyatukan dirinya dengan penduduk lokal dan berhati-hati dalam memilih pertempuran, sambil merekrut anggota baru dari kamp-kamp di timur laut Republik Arab Suriah dan dari komunitas yang rentan di negara tetangganya,” kata pengamat PBB dalam laporannya yang dirilis hari Senin (14/8).
Kelompok tersebut dilaporkan telah meningkatkan kemampuan operasionalnya dan sekarang memiliki sekitar 5.000 hingga 7.000 militan.
Pada bulan Januari serta Juni dan Juli, tentara AS juga telah mengirim bala bantuan ke pangkalan dan pos militer AS di kota Rmelan, Tel Beydar dan Ash Shaddadi di Al-Hasakah.
Sejak 2015, pasukan AS di Suriah telah melatih ribuan milisi sosialis Kurdi YPG/PKK di pangkalan militer mereka di wilayah tersebut dengan dalih memerangi terorisme.
AS juga telah memberikan banyak senjata dan peralatan tempur kepada para milisi sosialis Kurdi YPG/PKK.
Selama operasi anti-teror lintas batas Turkiy pada Oktober 2019, pasukan AS ditarik mundur dari daerah itu untuk memperkuat kehadiran mereka di sekitar sumur minyak di timur laut Suriah.
Suriah dilanda perang saudara yang ganas sejak awal 2011 ketika rezim Bashar al-Assad menindak aksi protes pro-demokrasi dengan keganasan yang tak terduga. (hanoum/arrahmah.id)