ALEPPO (Arrahmah.com) – “Saya tak sanggup melihat pembantaian-pembantaian dan pemandangan-pemandangan memilukan terhadap orang-orang tak berdosa di kalangan bangsaku, melalui TV. Maka saya membulatkan tekad dan bergabung dengan FSA.”
Itulah penuturan Marwah Kaila, sniper wanita paling terkenal di tengah mujahidin FSA di kota Aleppo, kepada kantor berita Turki Anatolia.
Sebagai seorang wanita, kehadirannya tidak dianggap membawa peran positif di kalangan banyak mujahidin FSA. Maklum, Aleppo merupakan salah satu propinsi dengan operasi peperangan paling gencar. Di propinsi Aleppo dan pinggiran Aleppo, mujahidin Islam dan mujahidin FSA telah melakukan operasi jihad paling gencar dan sengit, hingga mampu membebaskan lebih dari 70 persen wilayah di kedua propinsi itu.
Dipandang “sebelah mata” oleh kebanyakan mujahidin FSA, Marwah Kaila menegaskan kepada Anatolia dan Ugarit News bahwa ia mampu melakukan tugas-tugas rumah tangga, di samping melakukan tugas membela bangsanya yang dibantai oleh rezim Nushairiyah Suriah.
Kepada Anatolia dan Ugarit News, Kaila mengisahkan ia memulai “aktivitas revolusi”nya di bidang jurnalistik. Ia menjadi koresponden mujahidin, meliput berita, video dan pertempuran-pertempuran mereka, lalu mengirimkannya ke media massa.
Setelah bergabung secara resmi dengan mujahidin FSA, pekerjaan jurnalistik itu tidak lagi digelutinya secara langsung. Ia telah belajar ketrampilan-ketrampilan perang dan militer dari para instruktur mujahidin. Ia diangkat menjadi sniper FSA, setelah para instruktur melihat bakat dan ketrampilannya menggunakan senjata khusus untuk para sniper.
“Sebagai sniper FSA, saya harus berada di barisan terdepan dalam medan pertempuran, untuk menghadang dan mengawasi pergerakan sniper rezim,” kata Kaila kepada Anatolia dan Ugarit News.
Salah seorang mujahid FSA menuturkan berkali-kali melihat keikut sertaan Kaila dalam pertempuran-pertempuran FSA di Aleppo. Salah satunya di front pertempuran desa Shalahuddin, di mana Kaila memperlihatkan ketangkasan dan keberaniannya di barisan terdepan mujahidin, tanpa gentar sedikit pun. (muhibalmajdi/arrahmah.com)