BAJAUR (Arrahmah.com) – Seorang komandan senior Taliban memperingatkan bahwa para martir-martir pengebom telah menunggu di setiap “sudut dan celah” seluruh Pakistan dan telah melewati perbatasan Afghanistan untuk menghajar pasukan koalisi pimpinan Amerika.
Dalam interview 70 menit yang dilakukan di dekat perbatasan Afghanistan akhir Agustus lalu, komandan Maulvi Umar membantah bahwa kelompoknya Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP), telah membunuh Benazir Bhuto.
“Kami tidak memaksa siapapun untuk melakukan aksi Istisyahadah ini. Mereka datang sendiri kepada kami dan meminta kesempatan mengorbankan hidupnya untuk Alloh,” kata Umar. “Kami hanya mendidik anak-anak kami. Mereka belajar tentang Al Qur’an, memahami dan mengingat-ingatnya, dan saat mereka siap total, maka mereka siap direkrut untuk berjihad.”
Jawaban Umar secara langsung kepada Baitullah Mehsud, sang pemimpin TTP yang berbasis di Waziristan Selatan, yang mengklaim telah mengontrol tujuh daerah kesukuan, Federally Administered Tribal Areas (FATA) dan daerah lembah Swat, suatu tempat tinngal bagi Taliban dan “surga” bagi Al Qaeda. Yang membedakan Umar dan Mehsud adalah Umar hanya sebagai jurubicara Taliban yang resmi untuk berbicara kepada media berita. Namun Umar juga sebagai komandan top Taliban untuk daerah Bajaur.
Maulvi Umar “jelas sekali dalam pantauan kami,” klaim Nadeem Kiani, jurubicara Kedutaan Besar sekuler Pakistan di Washington. “Jika kami sudah dapat informasi dari intelejen dimana dia tepatnya berada, maka kami langsung akan membawanya pergi” gertaknya.
Umar mengatakan bahwa Taliban Pakistan tidak berbeda dengan saudara Taliban lainnya di Afghanistan, kami mampunyai ideologi yang sama dengan Usamah bin Ladin dan kami semua bersama-sama berperang melawan Amerika dan tentara NATO.
Fira’un Bush meuduh TTP dan kelompok milisi lainnya sebagai “ancaman mematikan bagi masa depan Pakistan.”
Maulvi Umar sering sekali berbicara kepada media barat, seperti kepada Associated Press. Dia memberi pernyataan berani malalui telepon satelit untuk mengkonfirmasi atau menyangkal atas suatu serangan yang terjadi didalam Pakistan. Contohnya Maulvi Umar mengkonfirmasi kepada AP bahwa TTP bertanggungjawab atas serangan dasyat dengan bom di sebuah pos pemeriksaan polisi di luar Peshawar Sabtu kemarin. Dalam ledakan itu lebih dari 35 polisi tewas.(Hanin Mazaya/muslimdaily)