RABAT (Arrahmah.id) – Pihak berwenang di Maroko telah menggagalkan 366.000 upaya migrasi ke Eropa dan membongkar lebih dari 1.500 jaringan perdagangan migran selama lima tahun terakhir, kata Kementerian Dalam Negeri pada Sabtu (24/6/2023).
Pada 2023, setidaknya 117 jaringan migrasi dibongkar pada Mei, kata kementerian itu seperti dikutip oleh lembaga resmi Maroko, Hespress Selama periode yang sama, 25.519 upaya migrasi tidak teratur ke Eropa digagalkan.
Pada 2022 saja, 290 jaringan diputus, sementara 70.781 upaya dibatalkan, tambah mereka.
Data juga menunjukkan bahwa operasi penyelamatan di laut melibatkan sekitar 90.000 migran sejak 2017. Pada 2022, 12.478 migran diselamatkan di laut, dibandingkan dengan 3.150 pada akhir Mei 2023.
Pada 2022, lebih dari 500 penyelenggara dan perantara ditangkap, bersama dengan 415 penyelenggara imigrasi ilegal.
Data terbaru muncul ketika pengunjuk rasa berdemonstrasi di kantong Spanyol Melilla pada peringatan satu tahun insiden tragis di mana 37 migran – kebanyakan dari Sudan – tewas di pagar yang menutup Melilla dari Maroko.
Baik pihak berwenang Maroko dan Spanyol dikritik habis-habisan karena gagal melakukan penyelidikan yang memadai atas insiden pada 24 Juni 2022, yang melibatkan sekitar 2.000 migran ini.
Kegagalan pihak berwenang dianggap sebagai pelanggaran hukum internasional dan hak asasi manusia oleh kelompok hak asasi manusia seperti Amnesti Internasional. Amnesti juga menuduh Madrid dan Rabat menutupi keterlibatan mereka dalam kecelakaan maut itu dan karena tidak mengungkapkan jumlah kematian yang sebenarnya.
Maroko menyatakan bahwa 23 orang tewas dalam insiden itu.
Migran sering mencoba untuk menyeberang ke kantong Spanyol Melilla dan Ceuta, yang merupakan wilayah Uni Eropa, melalui pagar kabel yang memisahkan wilayah dari kerajaan Afrika Utara.
Menurut data, 17.500 migran dalam 100 upaya dicegah untuk menyeberang ke daerah kantong dalam lima tahun terakhir.
Selain itu, migrasi klandestin ke Kepulauan Canary yang terletak di Samudra Atlantik telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pulau terdekat dengan benua Afrika terletak 100 kilometer dari barat Maroko.
Maroko, seperti halnya Tunisia dan Libya, sering digunakan oleh para migran Utara dan sub-Sahara sebagai titik transit ke Eropa, khususnya Spanyol dan Prancis. (zarahamala/arrahmah.id)