WASHINGTON (Arrahmah.com) – Pendiri dan Kepala Eksekutif Facebook Mark Zuckerberg menyatakan penyesalannya karena mengizinkan aplikasi pihak ketiga untuk mengambil data dari para pengguna Facebook tanpa izin penggunanya.
Ia juga mengaku “terlalu lambat” untuk bertindak serta menanggapi dugaan campur tangan Rusia selama Pemilihan Presiden Amerika Serikat pada 2016.
Pernyataan resmi ini diterbitkan oleh Komite Perdagangan dan Energi dari Dewan Perwakilan Rakyat AS, sesaat sebelum Rapat Dengar Pendapat di Capitol Hill, Washington DC, AS, Senin (9/4/2018) waktu setempat.
“Sudah jelas sekarang bahwa kami tidak melakukan upaya yang cukup untuk mencegah alat-alat ini (aplikasi pihak ketiga) digunakan untuk yang membahayakan. Ini juga berlaku untuk berita palsu (hoax), campur tangan asing dalam pemilu, dan pidato kebencian, serta pengembang dan privasi data,” kata dia sebagaimana dilansir Washington Post.
Zuckerberg melanjutkan bahwa Facebook tidak mengambil pandangan yang cukup luas mengenai tanggung jawab. Ia pun mengakui kalau ini kesalahan besar dan meminta maaf atas skandal bobolnya 87 juta data pengguna.
Agenda utama dengar pendapat itu adalah mendengarkan pengakuan Facebook bahwa informasi milik 87 pengguna Facebook t elah secara tidak sah dibagi dengan konsultan politik Cambridge Analityca.
“Saya yang memulai Facebook, saya yang menjalankannya, dan saya bertanggung jawab atas apa yang terjadi di sini. Saya juga berjanji untuk lebih protektif dalam melindungi data pengguna,” katanya menegaskan.
Janji yang dimaksud Zuckerberg adalah melindungi Facebook dari eksploitasi dalam menjaga Pemilihan Kongres AS yang akan digelar tahun ini.
Menurut Reuters, apabila Zuckerberg tidak memberikan jawaban memuaskan, maka Kongres lebih cenderung mendorong undang-undang baru untuk secara ketat mengatur Facebook.
Mengantisipasi langkah semacam itu, perusahaan telah mengatakan bahwa undang-undang baru yang akan membuat jejaring sosial mengungkapkan siapa yang berada di belakang iklan politik, seperti yang harus dilakukan TV dan stasiun radio.
Peraturan yang lebih ketat tentang bagaimana Facebook menggunakan data anggotanya dapat mempengaruhi kemampuannya untuk menarik pendapatan iklan – sumber utama kehidupannya.
Facebook yang memiliki pengguna aktif bulanan 2,1 miliar menyatakan akan berkata kepada pengguna mengenai data milik siapa yang telah dibagikan dengan Cambridge Analityca. (fath/arrahmah.com)