TEHERAN (Arrahmah.com) – Rezim Syiah Imamiyah Iran menghukum mati 16 tahanan Ahlus Sunnah yang dituding sebagi anggota “kelompok anti pemerintah” lewat tiang gantungan, Sabtu (26/10/2013) pagi. Hukuman itu dilakukan sebagai pembalasan atas tewasnya belasan tentara perbatasan Iran dan disanderanya beberapa tentara lainnya , dilansir Al-Jazeera.
Seperti sebelumnya dilaporkan oleh Al-Jazeera, sebanyak 17 tentara perbatasan Iran tewas dalam bentrokan bersenjata pada Jum’at malam (25/10/2013) di perbatasan Iran – Pakistan.
Kantor berita resmi Iran, Faris, menyebutkan 17 tentara penjaga perbatasan Iran tewas dan 5 tentara lainnya cedera berat dalam bentrokan dengan kelompok bersenjata yang berafiliasi kepada gerilyawan Jaisyul Adl di kawasan Sarawan, provinsi Sistan-Baluchistan yang berbatasan dengan Pakistan. Informasi tersebut dibenarkan oleh Wakil Menteri Dalam Negeri Iran.
Kantor berita Faris mengutip dari jaksa penuntut umum provinsi Sistan-Baluchistan, Mohammad Marzeah, bahwa “para pemberontak” tersebut dihukum gantung pada Sabtu pagi di penjara Zahedan, kota terbesar dalam provinsi Sistan-Baluchistan. Ia menambahkan hukuman mati tersebut “sebagai balasan atas tewasnya pasukan penjaga perbatasan di wilayah Sarawan”.
Selama beberapa tahun terakhir wilayah perbatasan Iran – Pakistan menjadi ajang pertempuran berdarah antara kelompok mujahidin Jundullah dan pasukan rezim Syiah Iran.
Pada 2010 rezim Syiah Iran telah menghukum mati pemimpin kelompok mujahidin Jundullah, Abdul Malik Raiji. Namun bentrokan bersenjata antara pasukan Syiah Iran dan mujahidin Ahlus Sunnah tersebut tetap berlangsung sampai saat ini. (muhibalmajdi/arrahmah.com)