TEL AVIV (Arrahmah.id) — Seorang anggota parlemen Arab-Israel mengundurkan diri dari koalisinya. Anggota parlemen wanita bernama Ghaida Rinawie Zoabi itu menuduh para pemimpinnya memicu ketegangan antara Israel dan Palestina, serta mengutuk tindakan kekerasan polisi Israel pada pemakaman jurnalis Shireen Abu Akleh yang terbunuh.
“Pemerintah secara memalukan melecehkan masyarakat tempat saya berasal,” kata Rinawie, dikutip dari CNN (20/5/2022).
Pengunduran dirinya berarti membuat Perdana Menteri Israel, Naftali Bannett, hanya mendapatkan 59 dukungan dari 130 anggota Knesset.
Hal ini akan memicu putaran pemilihan lain di negara itu setelah bertahun-tahun adanya ketidakstabilan politik.
“Dalam beberapa bulan terakhir, karena pertimbangan politik yang sempit, para pemimpin koalisi telah memilih untuk mempertahankan dan memperkuat sayap kanannya,” tulis Rinawie Zoabi dalam surat pengunduran dirinya.
“Bulan terakhir, bulan Ramadan, sangat sulit. Adegan-adegan dari Kota Tua Yerusalem tentang polisi yang kejam menghadapi kerumunan jamaah dan pemakaman jurnalis Palestina Shireen Abu Akleh, membawa saya ke satu kesimpulan yang berharga, tidak lebih,” sambungnya dalam surat tersebut.
“Saya tidak bisa mendukung keberadaan koalisi yang secara memalukan melecehkan masyarakat tempat saya berasal.”
Pengunduran diri Rinawie Zoabi tidak otomatis memicu jatuhnya pemerintahan Bannett yang baru berusia 11 bulan. Namun, para pemimpin oposisi dapat mendorong dan mengamankan pemilihan parlemen kelima dalam empat tahun jika mereka mendapatkan dukungan dari Knesset, di mana pemerintah sekarang kalah jumlah. (hanoum/arrahmah,id)