AZAZ (Arrahmah.id) — Sekelompok pria bersenjata tak dikenal menabrak dan mantan ulama syariah kelompok perlawanan Suriah Hai’ah Tahrir asy Syam (HTS) Syeikh Abu Shuaib al Masri setelah shalat Jumat (21/7/2023).
Dilansir Enab Baladi (26/7), Abu Yahya al-Shami, mantan ulama syariah HTS, mengatakan bahwa penculikan terjadi setelah mereka meninggalkan masjid Abu Bakr al Siddiq” di kota Azaz, utara Aleppo.
Abu Yahya menjelaskan bahwa Al Masri sedang bersama seorang anaknya pada saat ditabrak dan diculik. Saat al Masri jatuh tertabrak, sejumlah pria bertopeng menculiknya tanpa mengikutsertakan anaknya.
Otoritas militer dan keamanan di kota tersebut sejauh ini belum mengomentari insiden tersebut. Namun beredar informasi yang mengatakan bahwa para pelaku adalah intelijen Turki.
Selain Al Masri, mantan pengacara HTS, Issam Al Khatib, pun tak luput dari penculikan tepat pada hari yang sama.
Issam diculik saat sedang bersama dua tetangganya di pinggir jalan sampai sebuah mobil menabraknya. Orang-orang bertopeng keluar dan memukulinya dengan bagian bawah senapan mereka dan membawanya ke mobil.
Baik Issam maupun Al Masri dikenal sebagai krikitus keras kelompok HTS.
Al Masri atau Talha al Missar merupakan salah satu ulama syariah terkemuka HTS sebelum dipecat pada tahun 2019. Dia dipecat karena mengkritik keras berbagai kebijakan pemimpin HTS.
Sedangkan Issam, kerap menulis dan mempublikasikan sejumlah tulisan di saluran Telegram miliknya yang mengkritik Maysar al Jubouri atau dikenal sebagai Abu Maria al Qahtani, yang kini dianggap sebagai orang kedua di kelompok HTS. Dia keluar dari HTS pada tahun 2016 setelah berulang kali mengungkap terjadinya pelanggaran pada warga sipil dan adanya korupsi di pengadilan.
Sebelumnya juga Issam pernah mengkritik Menteri Pertahanan HTS sebelumnya, Salim Idris, Komandan Brigade Mu’tasim Billah serta Komandan Brigade Sultan Murad, dan mengadukan mereka atas tindak pidana berbohong, menyesatkan bangsa, dan mengeluarkan pernyataan palsu.
Baru-baru ini, Issam juga mengkritik penjara milik HTS kerap melakukan penyiksaan yang terorganisir pada tahanan. Issam menuduh bahwa HTS melakukan pemerasan dan melecehkan para tahanan.
Kelompok perlawanan Suriah Tentara Nasional Suriah (SNA) beberapa saat pasca penculikan langsung menuduh bahwa HTS berada di belakang operasi tersebut, karena para korban kerap melakukan perlawanan dan kritik terhadap bekas kelompoknya itu.
Enab Baladi menghubungi kantor media HTS untuk mendapatkan tanggapan atas tuduhan ini, namun tidak ada tanggapan sampai laporan ini diterbitkan. (hanoum/arrahmah.id)