YERUSALEM TIMUR (Arrahmah.id) – Seorang mantan tentara “Israel” pada Kamis (18/5/2023) menyerahkan kembali kunci gerbang Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki setelah mencurinya 56 tahun lalu, lapor Anadolu.
Departemen Wakaf Islam di Yerusalem menerbitkan sebuah video yang menunjukkan direktur jenderalnya Sheikh Azzam Al-Khatib menerima kunci dari pria yang diidentifikasi sebagai Yair Barack.
Dalam video tersebut, Barack mengatakan dia adalah bagian dari batalion “Israel” yang bertempur di front Yerusalem Timur, menambahkan bahwa banyak rekannya tewas selama pertempuran pada 1967.
“Saya tiba di Gerbang Al-Mughrabi (di koridor barat Masjid Al-Aqsa)…dan ketika saya melihat ke sisi kiri, saya menemukan sebuah kunci. Saya tidak tahu mengapa saya meletakkan tangan saya di atasnya dan mengambilnya,” dia berkata.
“Saya meletakkan kunci di saku saya, dan sejak itu, saya memilikinya,” tambahnya.
Barack berkata bahwa setelah 40 atau 50 tahun, dia mulai merasa tidak nyaman karena kunci itu masih bersamanya “hanya karena saya mencurinya dan sekarang saya memutuskan untuk mengembalikannya”.
“Sekarang saya di sini. Saya mengembalikan kunci yang telah saya curi. Saya mengembalikannya kembali ke pemiliknya…dan inilah yang harus dilakukan “Israel” – untuk mengembalikan tanah, hak, rasa hormat, kemerdekaan, kebebasan dan keamanan mereka kepada orang-orang Palestina. “lanjutnya.
Dia mengatakan bahwa setelah mengembalikan kunci, dia merasa “melakukan hal yang benar”.
Penyerahan kuncinya terjadi ketika para pemukim “Israel” bersama dengan sejumlah pejabat “Israel” bergabung dalam “pawai bendera” untuk merayakan pendudukan mereka di Yerusalem Timur pada 1967.
Mengomentari pawai yang kontroversial itu, dia mengatakan ini adalah salah satu hari terburuk dalam setahun baginya, menambahkan dia berhenti merayakan “hari bendera” sejak lama.
Pawai Bendera dipentaskan oleh pemukim “Israel” setiap tahun untuk menandai apa yang mereka sebut penyatuan Yerusalem, mengacu pada pendudukan “Israel” atas kota itu pada 1967.
“Saya adalah bagian dari itu pada hari itu. Saya berharap saya tidak melakukannya, yaitu menduduki Yerusalem,” katanya.
“Israel” menduduki Yerusalem Timur selama Perang Arab-“Israel” 1967, menganeksasi seluruh kota pada 1980 dalam suatu langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional. (zarahamala/arrahmah.id)