HAMA (Arrahmah.com) – Seorang mantan tahanan rezim Asad yang berhasil menyelamatkan diri membeberkan kekejaman dan penyiksaan yang dia terima selama tujuh tahun berada di balik jeruji besi.
Dituduh menghadiri demonstrasi anti-rezim, Al-Drubi (42), ditahan pada tahun 2012.
“Pasukan Asad menahan saya, empat saudara laki-laki saya dan beberapa laki-laki lain di desa tempat tinggal saya. Mereka membawa kami ke pangkalan militer di desa Dayr Al-Syimal di Hama Barat, tempat mereka memukuli kami dengan pipa,” ujar Al-Drubi kepada Anadolu Agency pada Rabu (1/7/2020).
Saat mendekam di penjara, Al-Drubi mengalami berbagai bentuk pelecehan.
“Mereka menggantung kami dengan mengikat pergelangan tangan kami di langit-langit, kemudian mereka menuangkan air mendidih dari atas kami. Tidak hanya itu, tubuh kami juga disundut dengan puntung rokok,” katanya.
Al-Drubi kemudian dipindahkan ke bandara Hama, tempat ia dipukuli, ditelanjangi, diinterogasi dan disiksa saat ia menjejakkan kaki pertama kali di tempat tersebut.
Para sipir dan algojo penjara akan terus menerus melakukan pelecehan verbal di tahanan, kenang Al-Drubi.
“Seorang algojo bertanya dari mana asal saya. Ketika saya mengatakan bahwa saya dari Hama ia mengutuk ibu saya. Kemudian dia menyuruh saya berlutut, jika saya menolak maka dia akan memukul saya dengan ikat pinggang hingga kulit saya mengelupas. Saya berfikir bahwa para algojo bukanlah manusia, karena mereka tidak memiliki rasa kemanusiaan sama sekali,” ujarnya.
“Nama orang yang menyiksa saya adalah Somar Al-Wahid. Saya tidak tahu dari mana asalnya atau siapa dia. Dia terkenal di antara para tahanan karena kami mendapatkan banyak siksaan dari tangannya,” imbuhnya.
Setidaknya terdapat 500.000 orang, termasuk wanita, yang mendekam di penjara rezim Asad dan pusat penahanan, menurut salah seorang narasumber dari pihak oposisi.
Sejak Maret 2011, setidaknya 14.235 orang tewas akibat siksaan yang dilakukan oleh pasukan rezim Asad, di mana di antaranya terdapat 173 anak-anak dan 46 wanita, ungkap Jaringan Hak Asasi Manusia Suriah (SNHR). (rafa/arrahmah.com)