PARIS (Arrahmah.com) – Seorang relawan kemanusiaan Prancis yang dibebaskan di Mali pada pekan ini, setelah empat tahun disandera, mengungkapkan bahwa dia adalah seorang Muslim, ungkap media Prancis pada Jumat (9/10/2020).
Shopie Petronin tiba di bandara Villacoublay yang berada di barat daya Paris pada Jumat (9/10), di mana ia disambut oleh Presiden Emmanuel Macron.
Melalui akun Twitter nya, Macron mengatakan bahwa dia dan masyarakat Prancis bahagia bisa melihat Petronin kembali dengan selamat. “Selamat datang di rumah!” tulisnya.
“Sukacita saya terbesar hari ini adalah saya mengetahui bahwa asisten saya dapat terus bekerja tanpa saya. Dan untuk Mali, saya akan berdoa, memohon berkah dan rahmat Allah, karena saya adalah seorang Muslim. Anda berkata Shopie, tapi sejatinya yang di depan Anda adalah Maryam,” kata Petronin sebagaimana dilansir media Prancis Le Point.
Shopie Petronin, yang kini berusia 75 tahun, diculik oleh kelompok bersenjata di wilaya Gao, Mali utara pada Desember 2016. Tujuh bulan kemudian dia muncul dalam sebuah video yang dirilis oleh kelompok Al-Qaeda di Maghrib Islam.
Sebelum penculikannya, Petronin telah menjalankan Bantuan Asosiasi Amal Swiss di Gao sejak 2004.
Mantan sandera tersebut mengatakan bahwa dia bermaksud untuk kembali ke Mali, untuk memastikan kelompok kemanusiaan tempat ia bekerja dan yang merawat anak-anak kecil di sana tetap melanjutkan misinya.
Dia dibebaskan pada Kamis (8/10) bersama dengan pemimpin oposisi Mali Soumaila Cisse, dan dua pria asal Italia yakni Pastor Pierluigi Maccalli dan Nicola Chiacchio. (rafa/arrahmah.com)