TUNIS (Arrahmah.com) – Mantan Presiden Tunisia Mohamed Moncef Marzouki mengatakan bahwa Hamas adalah gerakan perlawanan nasional dan bukan organisasi teroris. Dalam komentarnya di televisi, dia juga menegaskan bahwa Amerika Serikat harus mengakui fakta ini dan bernegosiasi dengan kelompok Palestina tersebut.
“Selama AS mempertahankan posisinya mengenai Hamas dan menganggapnya sebagai organisasi teroris, itu tidak akan mencapai hasil apa pun dalam hal pembicaraan damai dan negosiasi,” kata Marzouki kepada Al Jazeera.
“Saya selalu mendukung Hamas karena itu adalah gerakan perlawanan nasional. Ketika saya menjadi presiden Tunisia, saya menerima Khaled Meshaal dan Ismail Haniyeh, sama sekali mengabaikan kemarahan duta besar AS pada pertemuan itu.”
Mantan presiden Tunisia itu menambahkan bahwa “beruntung” orang Eropa mulai memahami hal ini dan mencari jalan yang benar untuk memulai dialog dengan Hamas, lansir MEMO (27/5/2021).
“Sekarang atau nanti, Amerika harus mengakui bahwa Hamas adalah gerakan perlawanan nasional. Pada akhirnya, Amerika membuang-buang waktu mereka karena pada akhirnya mereka harus berdialog dengan mereka yang memiliki kekuasaan di lapangan.”
Amerika telah bernegosiasi dengan Taliban, dia menambahkan. “Jadi mengapa mereka tidak berbicara dengan semua pasukan Palestina?”
Gencatan senjata antara faksi-faksi perlawanan Palestina dan pasukan pendudukan “Israel” mulai berlaku pada pukul 02:00 Jumat lalu. Itu mengakhiri 11 hari serangan udara “Israel” di Jalur Gaza dan serangan brutal yang dilakukan oleh polisi pendudukan dan pemukim ekstrimis HYahudi di Masjid Al-Aqsha dan lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem. (haninmazaya/arrahmah.com)