BAMAKO (Arrahmah.id) — Mantan presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita, yang memimpin negaranya sejak 2013 hingga digulingkan dalam kudeta di tahun 2020, meninggal dunia di usia 76 tahun di ibu kota Bamako, pada Ahad (16/1/2022).
“Presiden IBK meninggal pagi ini pada pukul 09.00 GMT di rumah beliau di Bamako,” ucap seorang anggota keluarga kepada kantor berita AFP, menggunakan inisial Keita. Beberapa anggota keluarga lain mengonfirmasi meninggalnya sang mantan presiden.
Dilansir dari channelstv.com, pihak keluarga tidak mengungkapkan penyebab meninggalnya Keita.
Keita digulingkan dari kekuasaan oleh militer saat sedang menjalani periode keduanya di tahun 2020. Beberapa pekan sebelum kudeta, Keita berusaha meredam unjuk rasa warga yang dipicu maraknya aksi ekstremisme serta kegagalan memulihkan perekonomian negara.
Pada tanggal 18 Agustus 2020, sekelompok perwira muda memaksa Keita keluar dari kantornya di Bamako. Kudeta diawali di sebuah pangkalan militer dekat Bamako, di mana para perwira menahan Keita dan beberapa pejabat lainnya.
Di bawah tekanan dari blok ECOWAS, junta militer Mali membebaskan Keita pada 27 Agustus dan memulangkannya ke Bamako. Keita mengalami stroke satu bulan setelahnya, dan dikirim ke Uni Emirat Arab (UEA) untuk menjalani perawatan medis.
Bulan ini, ECOWAS sepakat menjatuhkan sanksi kepada Mali, usai junta militer ingin berkuasa hingga lima tahun lagi sebelum menggelar pemilhan umum. Padahal sebelumnya, junta Mali berjanji akan menggelar pemilu pada Februari 2022. (hanoum/arrahmah.id)