KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Sebuah surat yang diduga dilayangkan Dinas Rahasia Luar Negeri Malaysia (MEIO) kepada CIA menyeret mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dalam pusaran spekulasi.
Pemerintah Malaysia sebelumnya yang dipimpin Najib Razak meminta Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) untuk mencari dukungan Amerika menjelang pemilihan yang ketat pada 9 Mei, menurut paparan baru-baru ini yang diterbitkan oleh portal berita lokal Malaysiakini.
Lima hari sebelum pemilihan umum yang bersejarah, sebuah unit intelijen di Departemen Perdana Menteri Malaysia (MEIO) menulis surat resmi kepada Direktur CIA Gina Haspel dan meminta dukungan dinas intelijen AS itu untuk memenangkan Najib.
Surat tersebut, yang ditandatangani oleh direktur jenderal divisi Hasanah Ab Hamid, menekankan pentingnya dukungan AS bagi pemerintahan Najib jika ingin memenangkan pemilihan dan meminta agar CIA menyampaikan kompleksitas pemilu Malaysia kepada Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.
Hasanah Ab Hamid juga menjelaskan hubungan kedua negara menjadi sangat penting mengingat “bahwa Filipina sudah menjauh dari Washington, Singapura dan Brunei terlalu kecil untuk memberi pengaruh dan Thailand, juga Indonesia, terlalu sibuk dengan masalah politik domestik.”
Koalisi Barisan Nasional yang berkuasa sejak lama telah dikalahkan secara bulat pada pemilihan 9 Mei setelah mengumpulkan lebih dari sepertiga suara.
Pakatan Harapan, yang sebelumnya merupakan koalisi oposisi Malaysia, sekarang memimpin pemerintahan federal di bawah kepemimpinan perdana Mahathir Mohamad.
Mahathir sebelumnya merupakan perdana menteri Malaysia dari 1981 hingga 2003.
Pada Mei silam kepolisian menggeledah kediaman salah seorang petinggi MEIO setelah diduga menerima dokumen rahasia dari Najib dua hari menjelang pemilu.
Mahathir sendiri menegaskan pemerintahannya tidak membutuhkan jasa dinas intelijen luar negeri dan akan segera membubarkan MEIO
“Kami tidak ingin memata-matai penduduk sendiri,” kata Mahathir seperti dilansir The Sun Daily.
Malaysiakini melaporkan Najib membantah pemerintahannya meminta bantuan CIA buat memenangkan pemilu. Namun bantahan itu dinilai tidak cukup.
Seorang anggota legislatif dari Pakatan Harapan, Lim Kit Siang, mendesak Najib menjelaskan kasus tersebut secara gamblang pada Senin (23/7) di parlemen.
Biarkan Najib menjelaskan pengiriman surat yang sangat mengejutkan itu,” ujarnya.
“Dia juga harus menjelaskan kenapa dia membentuk unit intelijen di bawah kantor perdana menteri.”
(ameera/arrahmah.com)