TEL AVIV (Arrahmah.com) – Mantan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert mengaku menyesal karena tidak mengusir Hamas sebelum dia mengundurkan diri dan diseret ke penjara atas tuduhan penyuapan, katanya kepada saluran TV Israel i24 kemarin.
Hamas berhasil memenangkan pemilu pada 2006 dan mengontrol Gaza.
“Kami tidak menyelesaikan operasi itu,” katanya. “Harusnya kita bisa menyingkirkan Hamas dari Gaza pada hari itu,” imbuhnya, sebagaimana dilansir Middle East Monitor, Selasa (26/6/2018).
Dia menegaskan bahwa itu adalah kesalahan besar dan “tidak dapat diterima” dari menteri pertahanan dan luar negeri saat itu.
“Para menteri pertahanan dan menteri luar negeri mengatakan bahwa penyelesaikan misi akan menciptakan kerusakan besar di dalam Israel. Atas kesalahan ini, Hamas pulih, menjadi lebih kuat dan tidak mungkin untuk menghapusnya dari Gaza,” tuturnya.
Pada 2009, Israel meluncurkan perang yang berlangsung selama 22 hari di Gaza yang menyebabkan 1.436 kematian, termasuk 410 anak-anak, 104 wanita dan lebih dari 100 orang tua, di samping itu, lebih dari 5.400 orang yang terluka, lebih dari separuh dari mereka adalah anak-anak.
Pada 2012, Israel melancarkan perang yang berlangsung delapan hari di Gaza yang menyebabkan 162 orang meninggal, termasuk 42 anak-anak, 11 wanita dan melukai lebih dari 1.300 orang.
Pada 2014, Israel meluncurkan perang yang berlangsung selama 51 hari di Gaza yang menyebabkan 2.322 kematian, termasuk 578 anak-anak, 489 perempuan dan 102 lansia, di samping itu lebih dari 11.000 orang terluka. Ketiga perang itu bertujuan untuk mengusir Hamas.
(ameera/arrahmah.com)