TEL AVIV (Arrahmah.id) — Mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Barak membongkar satu-satunya cara untuk mengalahkan kelompok perlawanan Palestina Hamas. Ia juga bahkan menyentil rencana dari negara Arab Saudi dan Mesir.
Dalam pernyataannya, seperti dilansir Middle East Eye (8/4/2025), Barak menyatakan bahwa satu-satunya cara realistis adalah mendengarkan Arab Saudi dan Mesir.
Di mana, menjadi dua sosok yang telah mengajukan ide idealis untuk mendirikan pemerintahan teknokratis Palestina yang akan mengendalikan kawasan Gaza.
“Satu-satunya cara yang realistis adalah mendengarkan Arab Saudi dan Mesir, yang telah mengajukan ide yang agak idealis, untuk mendirikan pemerintahan teknokratis Palestina yang akan mengendalikan kawasan tersebut (Gaza),” jelas Barak dalam sebuah wawancara.
Artinya, bahwa satu-satunya cara itu yaitu menggantinya dengan entitas lain yang sah menurut hukum internasional.
Juga, menurut masyarakat internasional, negara-negara Arab tetangga, anggota perjanjian damai Kesepakatan Abraham, dan warga Palestina sendiri.
Diketahui, beberapa negara Arab dan Mesir mensyaratkan agar Hamas lengser dari kekuasaan di Gaza untuk memperoleh bantuan pembangunan internasional.
Sementara, Hamas sudah menyatakan siap menyerahkan kendali kepada Komite Persatuan Palestina.
Adapun, Barak mempertanyakan perluasan operasi militer Israel justru bisa menghambat perundingan dan membahayakan sandera sendiri.
Dengan begitu, ia menilai Benjamin Netanyahu tidak memiliki tujuan yang jelas dan realistis.
“Saya ragu Netanyahu akan mampu meyakinkan Hamas untuk kembali ke meja perundingan, tetapi itu jelas merupakan hukuman mati bagi sebagian besar sandera yang masih hidup. Jadi, ada pertanyaan penting: Apa yang akan dicapainya?”
Serta, mengingatkan agar Israel tidak mengulangi kesalahan seperti di Vietnam, Irak, dan Afghanistan.
“Anda telah belajar dari pelajaran yang sulit di Vietnam, Irak, dan Afghanistan. Kita tidak boleh mengulangi kesalahan tersebut. Kita harus menetapkan tujuan yang jelas dan realistis, dan itu bukanlah yang dinyatakan Netanyahu sekarang.” (hanoum/arrahmah.id)