LONDON (Arrahmah.id) – Mantan perwira militer “Israel”, Ahron Bregman, menegaskan bahwa Gerakan Perlawanan Palestina Hamas tidak akan dapat dikalahkan, baik sekarang maupun di masa depan.
Pernyataan tersebut dilontarkan Bregman setelah melihat Hamas masih bisa bertahan menghadapi berbagai macam strategi yang dilancarkan “Israel”.
“Jika tidak ada kemenangan telak atas Hamas, ‘Israel’ mungkin harus puas dengan tujuan perang yang tidak terlalu ambisius,” ungkap Bregman, yang kini menjadi professor ilmu politik di King’s College, London.
“Meskipun ‘Israel’ tidak pernah secara resmi mengakuinya, tujuan untuk menggulingkan Hamas tidak dapat tercapai, baik saat ini maupun di masa depan,” katanya seperti dilansir Middle East Monitor, pada Ahad (21/1/2024).
Pada awal pekan ini, “Israel” telah menarik Divisi ke-36 dari Jalur Gaza, yang diikuti dengan rentetan roket yang ditembakkan dari Gaza tengah, tempat Divisi tersebut beroperasi.
Sebagaimana diketahui, perang meletus di Jalur Gaza setelah Hamas melancarkan serangan Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023. Perdana Menteri “Israel” Bnejamin Netanyahu kemudian mengumumkan perang untuk menghancurkan Hamas.
Menurut laporan Kementerian Kesehatan, hingga kini korban jiwa mencapai 25.000 orang, dan lebih dari 62.000 lainnya mengalami luka-luka.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengatakan situasi kemanusiaan di Gaza utara masih mengerikan, dengan serangan udara “Israel” yang menghalangi bantuan kemanusiaan menjangkau penduduk yang terkena dampak.
“Orang-orang telah kembali ke metode primitif dalam menyiapkan makanan dan kebersihan umum, serta membuat roti,” kata Mohammed Abu Msbeh, direktur ambulans dan pusat darurat di Jalur Gaza.
“Perjuangan sehari-hari untuk mendapatkan air adalah siksaan sehari-hari bagi warga Gaza. Untuk mendapatkan cairan yang dapat menopang kehidupan, mereka harus berdiri di tengah kerumunan orang selama berjam-jam dengan membawa wadah,” pungkasnya. (Rafa/arrahmah.id)