KAIRO (Arrahmah.com) – Mantan Mursyid ‘Aam (pemimpin Tertinggi) jama’ah Ikhwanul Muslimin Mesir, syaikh Muhammad Mahdi ‘Akif menyatakan ia berdoa kepada Allah agar tidak seorang pun anggota IM yang terpilih sebagai presiden Mesir. Menurutnya, jabatan presiden pada saat sekarang adalah ‘hutang’, bukan keuntungan, dan memiliki tugas yang ekstra berat.
Menanggapi keputusan Komisi Tertinggi Pemilihan Presiden Mesir yang menganulir sepuluh capres, ‘Akif menegaskan bahwa ia memperkirakan segala sesuatu yang akan terjadi dan siap menerima keputusan Komisi Tertinggi Pemilihan Presiden Mesir, meski keputusan tersebut sangat tidak menguntungkan.
‘Akif mengaku para pimpinan Ikhwanul Muslimin memiliki pandangan tersendiri. Untuk itu mereka mengajukan dr. Muhammad Mursi, ketua Partai Kebebasan dan Keadilan, sebagai capres dari pihak Ikhwanul Muslimin. Langkah itu diambil untuk mengantisipasi jika capres yang sebelumnya mereka ajukan, ir. Khairat Shathir benar-benar telah masuk ‘kotak’.
Menurut ‘Akif, pengajuan dr. Muhammad Mursi sebagai capres dari pihak sebenarnya tidak didukung oleh mayoritas anggota Ikhwanul Muslimin. Namun semua anggota Majlis Syura IM telah sepakat untuk mengusung capres dari anggota IM. Oleh karenanya, pencalonan dr. Muhammad Mursi disambut hangat oleh para pimpinan IM.
Dalam program Dialog 90 Menit dengan sebuah TV Mesir, Selasa Sore (17/4/2012) ‘Akif menegaskan bahwa 80 % target revolusi telah tercapai. 20 % target lainnya akan tercapai lewat pemilihan presiden dan ‘pembersihan’ birokrasi pemerintah. Untuk itu, ia menegaskan IM wajib merangkul para revolusioner rakyat, dan revolusioner rakyat wajib bekerja sama dengan IM untuk membangun Mesir.
(muhib almajdi/arrahmah.com)