(Arrahmah.com) – Seorang tokoh jihad yang berpengaruh dan sempat menjabat sebagai mufti dalam Gerakan Islam Uzbekistan (IMU) dan bergabung dengan ISIS di provinsi Khurasan kini mengecam kelompok tersebut dan menyesal telah bersikap diam atas kesesatan ISIS selama ini.
Abu Dher al-Barmi, mufti IMU yang juga dikenal sebagai Abu Dher Azzam, mengumumkan pengingkarannya terhadap ISIS melalui video yang diposting di YouTube melalui akun yang menentang ISIS, menurut SITE Intelligence yang menerjemahkan audio tersebut.
Al-Barmi mengatakan bahwa ia bergabung dengan ISIS pada 2014 karena ia adalah salah satu di antara orang-orang yang terpengaruh setelah Abu Bakr al-Baghdadi mendeklarasikan penegakan khilafah. Namun setelah megetahui kesesatan kelompok tersebut, ia melepaskan diri dari kelompok yang berpusat di Irak dan Suriah tersebut.
“Tetapi setelah satu tahun, Saya mengetahui banyak perbuatan jahat di dalam kelompok ini, seperti pembunuhan mereka terhadap kaum Muslimin atas tuduhan yang kurang buktinya, dan pengeluaran fatwa mereka terhadap orang-orang yang tidak mau bergabung dengan kelompok mereka,” kata Al-Barmi, sebagaimana dikutip LWJ pada Selasa (30/8/2016).
“Setelah fatwa mereka dikeluarkan di Khurasan yang mana mereka mencap kafir Taliban, yang telah melancarkan jihad selama hampir 40 tahun melawan Rusia, Amerika, dan agen mereka, hal itu melukai hati saya!” tambahnya.
Setelah mengungkapkan kekecewaannya terhadap ISIS, al-Barmi menyesal karena bersikap diam atas penyimpangan ISIS.
“Kesalahan pertama saya adalah mendukung mereka, dan kesalahan kedua adalah menunda memberitahu ummat Islam tentang kebenarannya!” katanya.
Selain itu, ia juga meminta kepada para ikhwan yang datang dari Asia Tengah untuk mengingkari ISIS dan untuk tidak menggunakan deklarasi awalnya yang mendukung ISIS sebagai alasan untuk tetap bersama dengan kelompok tersebut.
“Jangan ambil kata-kata saya yang lalu sebagai dalih, dan tidak menjadikan saya alasan rencana anda bergabung dengan kelompok ISIS! Jangan jadikan saya alasan untuk perkataan anda bahwa Khilafah ini adalah Khilafah yang haq!,” tegas al-Barmi.
Yang dimaksud al-Barmi “ikhwan dari Asia Tengah” sepertinya menunjuk kepada para anggota IMU yang membelot ke ISIS. Segolongan anggota IMU yang diikuti oleh amir terakhirnya, Usman Ghazi, yang berbaiat kepada ISIS pada Agustus 2015.
Faksi Ghazi bergabung dengan kader ISIS yang membelot dari Taliban Pakistan dan Afghanistan, mereka mendirikan “negara Islam” di wilayah provinsi Khurasan, yang meliputi wilayah Afghanistan dan Afghanistan, daerah-daerah di Asia Tengah dan Selatan. Deklarasi ISIS itu telah menciptakan fitnah besar di wilayah yang dikuasai oleh Imarah Islam Afghanistan (IIA) atau Taliban. Mereka yang bergabung dengan ISIS mulai memerangi Mujahidin IIA. Provinsi Khurasan adalah semuanya tetapi dihapus di provinsi Helmand, Zabul, dan Farah. Ghazi diduga telah tewas terbunuh dalam pertempuran di Zabul.
Al-Barmi juga mengajak kepada kaum Muslimin untuk bergabung dengan kelompok-kelompok jihad yang mengikuti manhaj yang haq dan bergabung dengan mereka.
Sementara itu, belum jelas apakah al-Barmi akan kembali ke IMU setelah Ghazi dan pengikutnya membelot ke ISIS. Namun, pada Juni 2016, IMU kembali muncul dan menjelaskan sebab ketiadaannya, menolak ISIS, dan mengatakan bahwa mereka akan kembali berjihad bersama Taliban.
Al-Barmi adalah tokoh jihad terkemuka terbaru yang terang-terangan menyatakan pengingkarannya terahdap ISIS di provinsi Khurasan. Pada Juli 2016, Abdul Rahim Dost, seorang mantan tahanan Guantanamo yang bergabung dengan ISIS dan menjadi juru bicara dan perekrut di kelompok tersebut, mengecam ISIS atas tindakan-tindakan brutalnya. Pada April 2016, beberapa anggota “dewan pusat” ISIS provinsi Khurasan yang berada di pronvinsi Nangarhar melepaskan baiat mereka kepada Abu Bakr al-Baghdadi dan kembali bergabung dengan IIA. Dost menganggap ISIS sebagai ruam kejahatan. (siraaj/arrahmah.com)