KAIRO (Arrahmah.com) – Mantan Mufti Mesir, Ali Gomaa telah membela kudeta militer Mesir dan membuat pernyataan yang cukup luar biasa, lapor agen berita Turki, World Bulletin dikutip Kavkaz Center.
Setelah penindasan berdarah terhadap para pendukung presiden yang digulingkan, Muhammad Mursi, di Tahrir Square Kairo, mantan Mufti Mesir ini memberikan pidato kontroversial pada pertemuan yang juga dihadiri oleh petinggi junta militer, Abdulfatteh as-sisi dan jenderal militer lainnya.
Dalam pidatonya, ia menyebut orang-orang yang menolak kudeta sebagai “Khawarij” (kelompok pemberontak yang menyimpang dari Islam yang sebenarnya) dan mengatakan bahwa menumpahkan darah mereka “dihalalkan”.
“Pukul mereka sekeras kalian bisa. Jangan biarkan tentara kalian mati di tangan Khawarij ini. Jangan takut, agama bersama kalian, Allah ‘bersama’ kalian, Rasul-Nya bersama kalian dan orang-orang yang beriman bersama kalian. Surga adalah bagi orang-orang yang membunuh mereka. Mereka tidak pantas di Mesir dan kami malu menyebut mereka orang Mesir. Kita perlu membersihkan negara ini dari orang-orang memalukan ini. Ia memancarkan bau busuk baik ke dalam dan ke luar. Nabi kita memperingatkan orang-orang semacam ini seperti itu,” klaimnya.
Terkait legitimasi mantan presiden Mursi, ia mengatakan : “Mereka berbicara legitimasi. Legitimasi apa? Menurut hukum Islam, seorang pemimpin yang dipenjara tidak memiliki legitimasi. Jika ada legitimasi apapun dalam kasus ini, penuntutannya akan berakhir dengan legitimasi yang meragukan,” lanjutnya berceloteh.
Seorang sumber di Universitas Al Azhar, bagaimanapun mengatakan bahwa militer mungkin telah mengancam Ali Gomaa untuk mengatakan kalimat tersebut, dan ia takut tentara akan membunuhnya dan menyalahkan Ikhwanul Muslimin. Seorang pengamat politik Yordania, Yasir Zaatira menyebutkan bahwa tentara Mesir bisa membunuh Ali Gomaa dan menyalahkan musuh-musuh mereka, dengan cara yang sama seperti rezim Suriah membunuh Imam Ramadan Buthi dan menyalahkan pasukan anti-rezim.
Zaatira juga mengatakan bahwa dirilisnya video tersebut ke publik adalah untuk memanggil orang-orang untuk melakukan kekerasan. Pertemuan di mana pidato Ali Gomaa direkam diyakini terjadi pada tanggal 18 Agustus 2013 lalu, hanya empat hari setelah tentara junta menembaki demonstran di Kairo. Menurut laporan Ikhwanul Muslimin, sedikitnya 2.600 orang telah tewas dalam serangan tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com)