BEIRUT (Arrahmah.com) – Mantan menteri dalam negeri Libanon menuduh “Israel” berada di balik ledakan di Pelabuhan Beirut pada 4 Agustus yang menewaskan hampir 200 orang dan melukai lebih dari 6.000 orang.
Nouhad Machnouk, yang saat ini menjadi anggota parlemen yang mewakili Beirut, mengatakan “Israel” jelas bertanggung jawab atas ledakan tersebut, “tetapi tidak memiliki keberanian untuk [mengatakan bertanggung jawab] karena itu adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.”
Machnouk mengadakan konferensi pers pada Rabu (12/8/2020), di mana dia memuji anggota parlemen yang mengundurkan diri setelah ledakan tersebut. “Mereka lebih berani daripada rekan saya dan saya. Namun, jika saya mengundurkan diri, apakah ini akan menghasilkan sesuatu?” Tanyanya, seperti dilansir Al Arabiya (13/8).
Mantan menteri, yang sebelumnya merupakan sekutu dekat mantan Perdana Menteri Saad Hariri, meminta komite internasional untuk menyelidiki ledakan tersebut.
Dia juga mengecam Presiden Michel Aoun, yang mengatakan bahwa penyelidikan internasional hanya membuang-buang waktu.
“Hakim Libanon mana yang berani mengumumkan penemuan sisa-sisa roket di puing-puing [di pelabuhan],” tanya Machnouk. (haninmazaya/arrahmah.com)