TEL AVIV (Arrahmah.com) – Mantan kepala Mossad Efraim Halevy mengatakan pada Kamis (30/6/2016) bahwa Hamas akan mendapatkan keuntungan yang besar dari kesepakatan yang ditandatangani antara “Israel” dan Turki untuk memulihkan hubungan setelah enam tahun retak.
“Memang benar bahwa kesepakatan itu mempunyai kepentingan strategis yang besar bagi “Israel” dalam jangka panjang, dan poin-poin yang digariskan oleh perdana menteri tentu saja penting bagi pertukaran perdagangan, informasi dan keamanan,” kata Halevy dalam sebuah artikel yang diterbitkan di koran “Israel” Yedioth Ahronoth, sebagaimana dilansir MEMO.
Menurut Halevy, meskipun blokade laut Gaza masih diterapkan, Turki sekarang sudah bisa mengirim bantuan kemanusiaan dan bahan bangunan ke Gaza melalui pelabuhan “Israel” yang akan menciptakan ledakan ekonomi di wilayah ini. Sebelumnya Turki ingin blokade laut Gaza juga dicabut.
“Bahan-bahan konstruksi dan lowongan kerja yang akan tersedia untuk memulai membangun kembali wilayah itu, termasuk pembangunan pembangkit listrik dan rumah sakit, akan menyebabkan standar hidup yang lebih tinggi di Gaza, dan mungkin bisa menjadi alasan layaknya blokade laut,” ungkapnya.
Halevy merasa bahwa hubungan Hamas dan Turki telah mendapat restu dari “Israel” ketika Turki mengusulkan untuk memediasi pengambilan dua mayat warga “Israel” yang disandera Hamas dan pelepasan warga “Israel” lainnya yang telah menyusup ke Jalur Gaza.
Ia yakin bahwa “Israel” akan berpikir dua kali sebelum melancarkan perang di Gaza jika tidak memiliki izin dari Turki, yang memiliki hubungan khusus dengan Hamas.
Namun, mantan kepala Mossad memperingatkan bahwa perjanjian tersebut akan menyebabkan “Israel” tanpa sebuah kebijakan keamanan untuk menghadapi Gaza di masa yang akan datang.
(ameera/arrahmah.com)