RIYADH (Arrahmah.com) – Mantan pemimpin intelijen Saudi, Pangeran Turki al-Faisal, mengkritik pengakuan Presiden AS Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu kota “Israel” dalam salah satu reaksi keras dari Kerajaan Arab Saudi, lansir MEMO pada Selasa (12/12/2017).
Dalam sebuah surat kepada Trump yang diterbitkan oleh Al-Jazirah, Senin (11/12), Pangeran Turki – yang merupakan duta besar kerajaan untuk Washington dan tetap berpengaruh – menggambarkan langkah tersebut sebagai taktik politik dalam negeri untuk memicu kekerasan.
“Pertumpahan darah dan kerusuhan akan mengikuti keputusan oportunis anda (Trump yang ia maksud) untuk meraih keuntungan elektoral,” kata Pangeran Turki.
Trump tiba-tiba meninggalkan sebuah konsensus internasional dan sebuah kebijakan AS yang telah diadopsi selama beberapa dekade ketika dia mengakui Yerusalem sebagai ibu kota “Israel” pada Rabu pekan lalu. Sebagian besar negara mengatakan bahwa situasi Yerusalem harus ditentukan oleh negosiasi antara “Israel” dan Palestina.
Pangeran Turki menulis: “Keputusan anda telah mendorong kekuatan paling ekstremis dalam masyarakat ‘Israel’ untuk membenarkan klaim sombong mereka terhadap seluruh Palestina karena mereka mengambil keputusan anda sebagai izin untuk mengusir semua orang Palestina dari tanah mereka dan memaksakan sebuah rezim perbudakan mereka.” (althaf/arrahmah.com)