Washington (arrahmah) – Mantan sekretaris pers Gedung Putih Scott McClellan, dalam buku barunya, menuduh Presiden George W Bush menyembunyikan kebenaran dan memanipulasi pendapat masyarakat untuk membuat kasus bagi perang Irak “yang tak perlu”.
McClellan, orang dalam pertama Bush yang menulis buku yang mengecam mantan bosnya dan sesama teman dari Texas, segera menyulut pengutukan Rabu (28/5) dari mantan rekan-rekannya di Gedung Putih yang bertanya-tanya mengapa ia bertahan pada pekerjaannya.
“Jika ia mengira ia akan menjilat pengritiknya, ia benar-benar keliru, dan sayangnya, ia baru saja kehilangan teman sejati yang pernah ia miliki,” kata Dan Barlett –yang bertugas sebagai Kanselir di Gedung Putih.
McClellan, dalam What Happened –Inside the Bush White House and Washington’s Culture of Deception, menampilkan dirinya sebagai orang yang pernah benar-benar percaya pada Bush yang secara keliru terperosok ke dalam “kampanye untuk menjual perang” di Irak.
McClellan, yang telah berkilah dengan kuat dari podium Gedung Putih mengenai mengapa perang tersebut dibenarkan, menulis bahwa keputusan untuk berperang di Irak adalah “langkah keliru yang tak terelakkan”.
“Apa yang benar-benar saya ketahui ialah perang mestinya hanya dilancarkan ketika perlu, dan perang Irak tidak perlu,” katanya.
McClellan menyebut Bush “orang yang penuh pesona, jenaka, dan memiliki banyak keterampilan politik”, dan “sangat cerdik untuk menjadi presiden”, dan pada saat yang sama mengecam Bush di dalam bukunya setebal 341 halaman.
Bush memimpin kampanye yang dirancang secara seksama untuk membentuk dan memanipulasi berbagai sumber persetujuan masyarakat bagi keuntungan kita untuk membuat rakyat Amerika mendukung perang tersebut.
Gaya beroperasinya, kata McClellan, ialah tetap secara terus-menerus berada dalam model kampanye, tak pernah menjelaskan, tak pernah meminta ma’af, tak pernah mundur.
Sayangnya, strategi itu juga memiliki reaksi yang tak memiliki keabsahan: tak pernah mencerminkan, tak pernah mempertimbangkan-ulang, tak pernah berkompromi. Terutama mengenai Irak, katanya.
McClellan digantikan sebagai sekretaris pers Gedung Putih pada 2006 oleh Tony Snow, dan Snow digantikan oleh Dana Perino sekitar setahun lalu.
Banyak orang di Gedung Putih terkejut dengan buku tersebut. Perino mengecam McClellan.
“Scott, kami sekarang tahu, tidak puas dengan pengalamannya di Gedung Putih. Bagi kami yang sepenuhnya mendukung dia, sebelumnya, selama dan setelah ia menjadi sekretaris pers, kami bertanya-tanya. Menyedihkan –ini bukan Scott yang kami kenal,” tulis wanita pejabat Gedung Putih itu dalam surat elektronik (e-mail) kepada wartawan.
“Buku tersebut, sebagaimana dilaporkan oleh pers, telah ditujukan kepada presiden. Saya menduga tak ada komentar dari dia mengenai itu –ia menghadapi masalah yang lebih mendesak dibandingkan dengan meluangkan waktu untuk mengomentari buku oleh mantan staf,” katanya.
Perang Irak dilancarkan dengan tuduhan bahwa Saddam Hussein memiliki senjata pemusnah massal, yang tak pernah ditemukan.
Bush mulai membangun kasus bagi perang tersebut pada 2002, setelah kehebohan akibat serangan 11 September 2001.
Selling the War
Dalam bab yang disebut Selling the War, McClelan mengatakan Bush dan pembantu seniornya tak memikirkan dampak dari konflik itu.
Ia mengatakan Bush dan pembantunya tak menerapkan penipuan, tapi lebih bersifat ikut dalam “menyembunyikan kebenaran, meremehkan alasan utama untuk berperang dan menekankan alasan lebih kecil yang dapat dibantah dengan cara lain (seperti tekanan diplomatik gencar)”.
Bush, di Akademi Angkatan Udara AS di Colorado, mengabaikan buku tersebut dan malah meminta kesabaran rakyat Amerika bagi perang berkepanjangan di Irak dan Afghanistan.
Namun mantan rekan McClellan terperangah. [rol]