ISLAMABAD (Arrahmah.co) – Imran Khan, mantan bintang kriket Pakistan, terpilih sebagai perdana menteri pada Jumat (17/8/2018) oleh Majelis Nasional Pakistan.
Khan,( 66), yang partainya Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) muncul sebagai partai tunggal terbesar dalam pemilihan umum 25 Juli, memenangkan 176 dari 272 suara yang diberikan oleh anggota parlemen.
Para anggota parlemen PTI langsung mengelu-elukan slogan-slogan yang mendukung Khan setelah Ketua Majelis Nasional Asad Qaiser mengumumkan putusan tersebut.
Khan akan dilantik dan diambil sumpah pada hari ini, Sabtu (18/8) di Rumah Presiden, kata pernyataan dari kepresidenan.
Dengan mengenakan shalwar kameez putih, pakaian nasional Pakistan, dan rompi hitam, Khan yang terlihat gembira mengucapkan terima kasih kepada para anggota parlemen yang melangkah ke tempat duduknya untuk mengucapkan selamat kepadanya.
Kelompok oposisi, termasuk partai Liga Muslim Pakistan Nawaz (PML-N), memprotes keputusan majelis yang memilih Imran sebagai perdana menteri. Mereka menuding pemungutan suara direkayasa oleh kelompok militer demi menjaga kepentingannya.
Khan, dalam pidato pertamanya setelah terpilih sebagai perdana menteri, menegaskan kembali kesediaannya untuk mengadakan investigasi atas tuduhan kecurangan dalam pemilihan.
“Kami siap untuk penyelidikan. Kami siap bekerja sama jika Anda ingin membawa ke komisi pemilihan atau Mahkamah Agung, tetapi izinkan saya menjelaskan bahwa kami tidak dapat diperas oleh siapa pun. ”
Khan juga berjanji akan membawa perubahan yang dirindukan bangsa Pakistan. Ia menjanjikan akuntabilitas ketat bagi mereka yang telah menjarah negara itu.
Untuk lawan-lawannya yang mencemoohnya, dia berkata: “Tidak akan ada kesepakatan dengan perampok. Saya tidak akan menyelamatkan mereka yang telah menjarah negara ini dalam 10 tahun terakhir. ”
“Saya akan akuntabilitas pemerintahan yang ketat. Demi Allah S.W.T., orang-orang yang merampok negara ini akan mendapat ganjarannya,” ujar Imran.
“Saya tidak naik di bahu seorang diktator; saya mencapai tempat ini setelah berjuang selama 22 tahun,” ujarnya seperti dikutip dari BBC.
Imran menjanjikan pemerataan kesejahteraan di Pakistan. Sebab, negara itu diliputi kemiskinan, krisis ekonomi, dan korupsi.
(ameera/arrahmah.com)