SICHUAN (Arrahmah.com) – Seorang mantan biksu Tibet berusia 24 tahun, Yonten, tewas setelah membakar diri sebagai protes atas penindasan yang dilakukan oleh Cina.
Free Tibet, sebuah organisasi pro-Tibet yang berbasis di London, melaporkan bahwa aksi protes Yonten yang membakar diri terjadi di kota nomina Meruma di bawah wilayah Ngawa pada Selasa (26/11/2019).
Dia meninggal karena luka-lukanya di hari yang sama. Tidak jelas apa yang terjadi pada tubuhnya.
Sebagaimana dilansir Tibetsun.com, Kamis (28/11), Yonten merupakan seorang mantan biksu di Biara Kirti di Ngawa, tetapi kemudian lepas jubah dan mengambil kehidupan sebagai pengembara.
Disebutkan, pemerintah Cina telah memberlakukan peraturan ketat di kawasan itu, termasuk penggunaan telepon seluler, memperlambat pengumpulan dan penyebaran informasi tentang aksi bunuh diri itu.
“Kami tidak punya informasi apakah mayat Yonten sudah diserahkan kepada keluarganya atau belum, karena semua saluran komunikasi diblokir pemerintah, kata pernyataan yang dikeluarkan biara itu,” kata seorang pejabat, Kanyag Tsering.
Dari lebih dari 150 protes bakar diri di seluruh Tibet sejak 2009, 42 di antaranya terjadi di Ngawa. Semua pemrotes menyerukan Cina untuk mengizinkan Dalai Lama kembali ke Tibet, dan untuk kebebasan di Tibet. Beberapa menuntut agar Tibet merdeka dari Cina.
(ameera/arrahmah.com)