KAIRO (Arrahmah.com) – Mantan agen sekaligus pembongkar rahasia FBI, Coleen Rowley mengatakan pada Selasa (5/5/2015), mengungkapkan -dalam sebuah buku yang akan segera diterbitkan oleh mantan Wakil Direktur CIA Mike Morell- bahwa AS gagal untuk menyadari lingkup “Arab Spring” dan membawa kevakuman, dimana Al Qaeda mengambil keuntungan dari hal itu.
Dalam sebuah artikel untuk Sputnik Internasional, mantan agen FBI, dan pengungkap rahasia Coleen Rowley mengatakan bahwa AS gagal mengantisipasi bahwa Al Qaeda akan mengambil keuntungan dari gejolak di Timur Tengah selama “Arab Spring”, akhirnya memungkinkan kelompok itu untuk mendapatkan kembali kekuatan meskipun pemimpin mereka, Osama bin Laden, meninggal pada tahun 2011, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin, Rabu (6/5/2015).
Rowly menyebutkan bahwa akhir dari kekacauan Arab Spring akan digunakan untuk mencari siapa yang akan disalahkan dalam Perang Melawan Teror.
Rowly mengatakan bahwa Arab Spring bertanggung jawab terhadap kekerasan yang terjadi di Timur Tengah dan menunjukkan bahwa krisis di wilayah tersebut adalah hasil dari perang ilegal AS, belum lagi pendudukan Irak, Afghanistan dan Libya dan kehancuran infrastruktur yang dialami negara-negara itu.
Tidak hanya pendudukan itu yang disalahkan, tetapi juga langkah Arab Saudi dan negara-negara lain yang mempersenjatai, sambil menutup mata atas dukungan mereka bagi kelompok Al Qaeda.
Di samping mempersenjatai, Arab Saudi juga sangat merusak kegiatan rahasia Amerika Serikat untuk mencapai perubahan rezim di negara itu melalui destabilisasi, penyiksaan, penculikan, penahanan tanpa batas waktu dan pembunuhan dengan drone yang dilakukan dalam Perang Melawan Teror. (ameera/arrahmah.com)