TEHERAN (Arrahmah.com) – Iran mengatakan pada Minggu (5/1/2020) bahwa pihaknya akan lebih 9lanjut membatalkan komitmennya untuk perjanjian nuklir 2015 dengan enam kekuatan utama, dengan memperkaya uranium tanpa batasan, tetapi Teheran akan terus bekerja sama dengan pengawas nuklir PBB.
Televisi pemerintah mengatakan Iran tidak akan menghormati batas yang ditetapkan dalam pakta tentang kerja nuklir negara itu: apakah batas jumlah pengayaan uraniumnya menjadi sentrifugal untuk kapasitas pengayaannya, tingkat di mana uranium dapat diperkaya, atau penelitian dan pengembangan nuklir Iran dilakukan.
“Iran akan melanjutkan pengayaan nuklirnya tanpa batasan dan berdasarkan pada kebutuhan teknisnya,” kata pernyataan yang dikutip oleh televisi pemerintah.
Iran terus melangkahi batas kesepakatan pada kegiatan nuklirnya sebagai tanggapan atas penarikan Amerika Serikat dari perjanjian pada 2018 dan penerapan kembali sanksi Washington yang telah melumpuhkan perdagangan minyak Iran.
Teheran mengatakan dapat dengan cepat membatalkan pelanggaran jika sanksi tersebut dihapus.
Iran diperkirakan akan mempublikasikan sikap terbaru tentang kesepakatan akhir pekan ini. Namun pengumuman itu bertepatan dengan peningkatan besar permusuhan setelah pembunuhan AS terhadap komandan militer Iran Qassem Soleimani dalam serangan pesawat tanpa awak pada Jumat (3/1) di Baghdad.
Di bawah kesepakatan nuklir, Teheran melakukan upaya untuk mengekang kegiatan nuklirnya dengan imbalan pencabutan banyak sanksi internasional.
Penarikan Presiden Donald Trump terhadap Amerika Serikat dari kesepakatan itu menyebabkan memburuknya hubungan AS-Iran. Kekuatan-kekuatan Eropa berusaha menyelamatkan perjanjian itu, tetapi Iran telah berulang kali mengatakan semua itu tidak cukup. (Althaf/arrahmah.com)