TURKI (Arrahmah.com) – Puasa dinilai dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, yang bertugas menjadi garis pertahanan pertama untuk melawan virus corona yang tengah merebak di seluruh duni, kata seorang pakar medis pada Senin (5/5/2020).
Yusuf Uzun, seorang dokter penyakit dalam dan spesialis gastroenterologi, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat adalah faktor perlindungan paling penting terhadap COVID-19 selain dari tindakan-tindakan pencegahan lainnya seperti mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak sosial.
Uzun menggarisbawahi bahwa rasa lapar memicu autophagy atau “perawatan sel pelindung” pada orang sehat yang tidak memiliki penyakit berat yang menghalanginya untuk puasa.
Autophagy adalah cara tubuh membersihkan sel-sel yang rusak dan meregenerasi sel yang lebih baru dan lebih sehat.
Ilmuwan Jepang Yoshinori Ohsumi dianugerahi Penghargaan Nobel 2016 untuk Fisiologi atau Kedokteran karena berhasil mengungkap mekanisme kunci autophagy.
“Ohsumi telah membuktikan bahwa makan terbatas waktu memiliki efek pada pembaruan sel dan memperlambat penuaan dalam tubuh. Oleh karena itu, pada akhir periode lapar yang terjadi 10-15 jam karena puasa, maka sel-sel sistem kekebalan tubuh mendapatkan kembali keseimbangan fisiologis vital yang lebih kuat dan sel-sel tersebut akan mengalami peremajaan sehingga menunjukkan efek yang lebih tahan dan protektif terhadap kanker dan infeksi,” kata Uzun.
“Meskipun studi lebih lanjut diperlukan pada subjek ini, telah dipahami bahwa sel-sel dalam tubuh diremajakan dengan memperbaharui dan memperkuat rasa lapar dalam sehari karena puasa,” imbuhnya.
Dia juga menggarisbawahi pentingnya tidur teratur dan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh. (rafa/arrahmah.com)