(Arrahmah.com) – Ramadhan yang dimulai pada Senin (6/5/2019) di sebagian besar negeri kaum Muslim tahun ini, adalah bulan suci bagi ummat Islam.
Ibadah puasa dilakukan di bulan suci tersebut, kaum Muslim dilarang makan, minum, dan melakukan hubungan seksual dari fajar hingga matahari terbenam, dengan harapan itu akan meningkatkan ketaqwaan kita terhadap Allah Subhananu Wata’ala.
Muslim diperintahkan untuk berpuasa selama Ramadhan lebih dari 1.400 tahun yang lalu, orang-orang Yunani kuno merekomendasikan puasa untuk menyehatkan tubuh, dan hari ini beberapa ilmuwan menganjurkan puasa untuk diambil manfaat secara mental dan fisik.
Manfaat puasa
Para ahli juga menemukan bahwa membatasi asupan makanan di siang hari dapat membantu mencegah masalah kesehatan seperti kolesterol tinggi, penyakit jantung dan obesitas, serta meningkatkan kesehatan mental, seperti dilansir Al Jazeera.
Dengan tidak mengonsumsi makanan apa pun, tubuh kita dapat berkonsentrasi untuk membuang racun, karena kita memberi istirahat pada sistem pencernaan.
Ahli gizi Claire Mahy mengatakan kepada Al Jazeera: “Puasa memungkinkan usus untuk membersihkan dan memperkuat lapisannya. Ini juga dapat merangsang proses yang disebut autophagy, yang mana sel membersihkan diri dan menghilangkan partikel yang rusak dan berbahaya.”
Para ilmuwan juga telah mempelajari hubungan antara diet, kesehatan usus dan kesejahteraan mental dan, seperti yang dijelaskan Mosley, puasa dapat menyebabkan pelepasan BDNF (faktor neurotropik yang diturunkan dari otak) di otak.
“Ini telah terbukti melindungi sel-sel otak dan dapat mengurangi depresi dan kecemasan, serta risiko mengembangkan demensia,” tambah Mosley.
Banyak orang yang telah berpuasa juga menemukan bahwa, jika dilakukan dengan benar, itu membantu mereka kehilangan lemak dan menambah massa otot.
Kapan tidak berpuasa
Seperti halnya perubahan pola makan atau gaya hidup, puasa juga memiliki risiko karena tidak cocok untuk semua orang.
Individu dengan gangguan kesehatan atau mereka yang rutin melakukan perawatan ke dokter untuk kondisi kesehatan apa pun, harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mencobanya agar dapat dipantau terkait beberapa efek samping.
“Puasa dapat menyebabkan kadar glukosa darah (BGL) rendah, yang menyebabkan berkurangnya konsentrasi dan meningkatnya kelelahan,” jelas ahli gizi terdaftar Nazmin Islam.
Islam menambahkan bahwa penurunan berat badan yang berkelanjutan hanya dimungkinkan dengan puasa biasa dan bahwa penurunan berat badan selama Ramadhan dapat dengan mudah kembali begitu seseorang kembali ke pola makan hariannya.
“Namun, manfaatnya lebih besar daripada yang kontra. Dalam jangka panjang, puasa, jika dilakukan dengan benar, dapat meningkatkan sistem pencernaan seseorang dan metabolisme secara keseluruhan.” (haninmazaya/arrahmah.com)