VALLETTA (Arrahmah.com) – Sebuah kapal kemanusiaan yang menyelamatkan sekitar 230 migran selama hampir satu minggu untuk memasuki pelabuhan Malta pada Rabu (27/6/2018), mengakhiri kebuntuan dengan Italia yang menolak untuk membiarkan kapal berlabuh.
Perdana Menteri Malta Joseph Muscat mengatakan tujuh negara Uni Eropa telah menawarkan untuk berbagi beban para migran dengan Malta. Kapal Lifeline, yang dioperasikan oleh badan amal Jerman, Mission Lifeline, akan berlabuh sekitar pukul 16.00 GMT.
“Lifeline akan diberikan izin untuk memasuki pelabuhan Malta, di mana prosedur untuk identifikasi, memastikan kelayakan suaka mereka, dan distribusi ke negara anggota lainnya akan segera dimulai,” kata Muscat kepada wartawan.
“Pemerintah Malta berusaha untuk memberi solusi sebelum situasi meningkat menjadi krisis kemanusiaan,” tambahnya.
Lifeline adalah kapal amal kedua yang Italia tutup dari pelabuhannya bulan ini setelah Menteri Dalam baru Negeri yang anti-imigran Matteo Salvini mengatakan kapal penyelamat swasta tidak akan diterima lagi karena mereka “tidak dapat mendikte kebijakan imigrasi Italia”.
Muscat mengatakan bahwa mengizinkan kapal untuk berlabuh di Malta adalah resolusi instan untuk kebuntuan bagi krisis migrasi yang melanda Uni Eropa. Sementara 650.000 migran tiba di Italia lewat laut sejak 2014, Malta hanya mengizinkan mereka yang membutuhkan perawatan medis yang mendesak.
Kapal akan ditahan dan sang kapten ditanyai, kata Muscat, jika menolak kapalnya untuk dicegat oleh penjaga pantai Libya seperti yang diperintahkan dilakukan oleh otoritas Italia.
Lifeline telah berulang kali mengatakan bahwa membiarkan penjaga pantai Libya untuk membawa migran kembali akan melanggar hukum internasional karena negara Afrika Utara itu tidak aman bagi mereka. (Althaf/arrahmah.com)