MALI (Arrahmah.com) – Beberapa sumber yang berbeda telah mengkonfirmasi bahwa Gerakan Jihad Al-Qaeda in the Islamic Maghreb (AQIM) dan Gerakan Jihad Ansar al-Din (Mujahidin asli Mali) telah mengontrol sepenuhnya kota Timbuktu, Mali, Afrika Barat.
Salah satu sumber – yang tidak menyebutkan namanya – di kota Timbuktu mengatakan bahwa komandan-komandan Ansar al-Din didampingi oleh Mujahidin AQIM telah mengadakan beberapa pertemuan dengan para tetua suku setempat dan para Imam Masjid, meyakinkan mereka dan memberitahu mereka bahwa mereka (Mujahidin) datang untuk memperbaiki urusan ummat dan menerapkan Syari’at Islam.
Dan sumber itu menambahkan bahwa Mujahidin disebarkan ke Masjid-masjid di kota itu dimana mereka bertemu dengan Muslim setempat dan memberikan ceramah dan pidato, menjelaskan program dan tugas mereka untuk apa mereka datang. Komandan-komandan AQIM juga terlihat di kota itu seperti, Khalid Abu Al-Abbas alias Balawar – Amir dari brigade Al-Mulathimin, Abdul Hamid Abu Zaid – Amir dari bigade Tariq bin Ziyad, dan Abu Yahya Humaam – Amir dari brigade Al-Furqan, Umar Ould Hamah – saudara ipar Khalid Abu Al-Abbas, dan seorang anggora AQIM yang berasal dari Timbuktu, mereka telah memberitahu penduduk kota bahwa mereka datang untuk memberikan selamat kepada saudara mereka dari Ansar al-Din, dan membantu Ansar al-Din menerapkan Syari’at Islam di Timbuktu.
Komandan-komandan Ansar al-Din telah memberitahu penduduk lokal bahwa mereka akan menyebarkan keamanan, dan mengancam menghukum siapa saja yang bertanggungjawab atas perampasan dan penjarahan yang disaksikan kota itu pada hari pertama, dan mereka juga mampu mengembalikan beberapa barang yang telah dicuri, dan telah menangkap identitas individu yang menyabotase dan mencuri generator pompa air dan menjarah beberapa toko. Mujahidin berusaha memisahkan wilayah dari Mali sekuler.
Setelah rumor bahwa Al-Qaeda akan membalas dendam kelompok-kelompok Arab yang melawan mereka tersebar, pemimpin AQIM membantahnya dan mengatakan bahwa mereka datang untuk membantu saudara mereka dari Ansar al-Din untuk menerapkan Syari’at Islam, dan mengembalikan keamanan. Seorang juru bicara Ansar al-Din berkata kepada kantor berita Nouakchott, bahwa mengamankan hidup dan harta ummat adalah prioritas mereka, dan tidak ada kecenderungan untuk membalas dendam atau membahayakan siapapun, dan cita-cita mereka adalah untuk menyebarkan kemanan dan ketenangan diantara ummat dan menerapkan Syari’at Allah.
Salah seorang penduduk kota Timbuktu menjelaskan bahwa Ansar al-Din dan AQIM memasuki kota itu dengan jumlah Mujahidin dan mobil yang banyak.
Menurut AFP, Salyo Tiyam, seorang PNS di Departemen Perbendaharaan Pemerintah Daerah Timbuktu mengatakan bahwa “pada Senin malam (3/4/2012), Iyad ag Ghaly, Amir Ansar al-Din bertemu dengan para Imam di kota dan ia menjelaskan kepada mereka, ia tidak datang untuk independensi tetapi untuk menerapkan Syari’at Islam. dan ketenangan berlaku di kota”.
Salah seorang saksi mata dari Timbuktu mengatakan bahwa Mujahidin telah melancarkan operasi untuk mendapatkan kembali barang-barang milik warga yang telah dirampas penjarah dan memanggil kepada para pemiliknya untuk mendapatkan barang-barang mereka kembali. Mujahidin juga menangkap sekelompok pemuda yang hendak membakar sebuah departemen resmi, kemudian Mujahidin memborgol mereka dan membawa mereka ke kota, dan mengancam akan memotong tangan para pencuri berikutnya.
Mujahidin Ansar al-Din juga mendistribusikan bantuan bahan makanan yang didapat dari salah satu layanan publik dan Sabit Merah. Idris Haydrah, seorang PNS Departemen Perbendaharaan Pemerintah Daerah Timbuktu mengatakan bahwa “Ansar al-Din mengorganisir distribusi bahan makanan dengan bantuan Asosiasi Pemuda Muslim di Timbuktu,” dikutip kantor berita Nouakchott. (siraaj/arrahmah.com)