BEIRUT (Arrahmah.com) — Pemerintah Mali menyangkal adanya kehadiran tentara bayaran dari Rusia di negara itu. Bantahan tersebut dilayangkan setelah 15 negara kekuatan dunia menuding Rusia memberikan alat pendukung untuk penempatan kontraktor militer swasta, lansir France24 (25/12/2021)
Sebelumnya pada Kamis (23/12), Prancis, Kanada, dan 13 negara lainnya di Eropa mengutuk Moskow karena memfasilitasi dugaan pengerahan kontraktor militer swasta, yakni Wagner Group, untuk ke Mali.
Mali adalah sebuah negara di Afrika barat, yang sedang berjuang mengatasi perlawanan kelompok militan Islam.
Juru bicara Pemerintah Mali Abdoulaye Maiga pada Jumat (24/12), menyangkal adanya elemen sebuah perusahaan keamanan yang telah dikerahkan ke Mali.
Maiga hanya mengatakan ada beberapa pelatih dari Rusia, di mana ini bagian dari kesepakatan bilateral antara Mali dan Rusia.
“Mali secara resmi menyangkal tuduhan – tuduhan tanpa dasar ini dan menuntut diperlihatkan bukti oleh sumber yang independen. Keberadaan para pelatih dari Rusia di Mali adalah bagian dari upaya penguatan kapasitas operasional Pertahanan Nasional Mali dan Angkatan Bersenjata,” kata Maiga.
Masih belum jelas apa yang dimaksud Mali dengan kalimat para pelatih dari Rusia, termasuk apa peran mereka. Kementerian Administrasi dan Desentralisasi sampai Sabtu (25/12) belum mau berkomentar mengenai hal ini.
Sebelumnya pada awal Desember 2021, Uni Eropa memutuskan menghentikan pelatihan untuk para tentara di Ministry of Territorial Administration and Decentralisation karena waswas terlibat dalam pelanggaran hukum internasional oleh tentara bayaran Rusia, termasuk Wagner Group. (hanoum/arrahmah.com)