MALI (Arrahmah.com) – Sumber kantor berita Nouakchott di kota Gao, Mali telah melaporkan bahwa Amir jama’ah Ansar Al-Din Syaikh Iyad Ag Ghaly dan seorang komandan dari Al-Qaeda in the Islamic Maghreb (AQIM) Mukhtar Bal’Mukhtar alias Ba’lawar telah tiba di kota Gao untuk melanjutkan misi penerapan Syari’at Islam setelah menerapkan Syari’at di kota Timbuktu.
Kota Gao telah dibebaskan oleh Mujahidin bulan lalu sebelum membebaskan kota Timbuktu. Sekarang di Gao, ada dua pihak yang mengontrol wilayah Gao, Gerakan Nasional Pembebasan Azawad (MNLA) dan jama’ah Al-Tauhid waj Jihad berbagi kontrol di wilayah Afrika Barat ini.
MNLA telah memproklamasikan Gao sebagai ibukota dari yang mereka sebut “Wilayah Independen Azawad”, namun hal ini ditolak oleh Ansar al-Din. Ansar Al-Din mengatakan bahwa pembebasan kota-kota di Mali bukanlah untuk sekedar independensi melainkan untuk Islam, untuk menerapkan Syari’at Islam secara Kaffah (integral). Dalam sebuah pernyataan, Amir Ansar Al-Din menegaskan bahwa “perang kami bukanlah untuk independensi, ini untuk Islam”.
Kedua petinggi jihad tersebut tiba di kota Gao setelah berbenah di kota Timbuktu yang sekarang telah dikontrol penuh oleh Mujahidin dari jajaran Ansar Al-Din dan AQIM dan telah dimulainya penerapan Syari’at di kota besar Mali ini.
Meski dua pemimpin itu meninggalkan Timbuktu, mereka telah mempercayakan amanah (urusan umat di Timbuktu) kepada Mujahidin AQIM yang ditunjuk sebagai walikota Timbuktu Yahya Abu Al-Humam dan Sanda Ould Bouamama Al-Timbukti sebagai wakilnya. (siraaj/arrahmah.com)