KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Seorang pejabat Kerajaan Malaysia mengatakan bahwa, Asia Tenggara harus mengirim pesan yang sangat kuat ke Myanmar untuk menghentikan penindasan atas Muslim Rohingya. Demikian AFP melaporkan dalam Antara, Kamis (14/5).
Wakil Menteri Dalam Negeri Malaysia, Wan Junaidi Tuanku Jaafar, menyatakan peningkatan masalah pengungsi di Asia Tenggara sebagian besar karena perlakuan Myanmar atas Muslim Rohingya, yang diperlakukan berbeda oleh negara itu dan menjadi sasaran kekerasan aliran di negara tersebut.
“Ada masalah di Myanmar dalam cara mereka memperlakukan warga (Muslim) Rohingya,” ujar Junaidi kepada AFP.
“Itu sebabnya kami perlu mengirim pesan yang sangat kuat kepada Myanmar bahwa mereka harus memperlakukan orang secara manusiawi. Mereka harus diperlakukan seperti manusia, tidak ditindas,” tegasnya.
Sedikitnya, 2.000 manusia perahu diselamatkan, berenang ke pantai atau diusir di Malaysia dan Indonesia sejak akhir pekan lalu.
Malaysia sudah menampung puluhan ribu pengungsi Muslim Rohingya, yang tertarik akan kemakmuran negara itu dan bahwa sebagian besar penduduk negara tersebut adalah Muslim.
“Kami tidak dapat terus menjadi satu-satunya yang bertanggung jawab menampung mereka,” kata Junaidi.
Ia mengharapkan masalah itu diangkat pada tahun ini dalam pertemuan Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Malaysia tahun ini adalah ketua perhelatan ASEAN, yang juga mencakup Myanmar.
Meski anggota ASEAN dilarang mencampuri urusan dalam negeri satu sama lain, namun Menteri Luar Negeri Malaysia, Anifah Aman, baru-baru ini menyatakan masalah Rohingya itu menjadi persoalan antarbangsa, yang perlu dibahas.
Lebih dari 1,3 juta warga Muslim Rohingya, disebut PBB sebagai salah satu suku bangsa terkecil paling teraniaya di dunia. Mereka tinggal di negara bagian Rakhine, Myanmar barat.
Myanmar, yang berpenduduk mayoritas Buddha, menolak kewarganegaraan Muslim Rohingya dan memperlakukan mereka secara keji, sebagai orang asing yang tidak diinginkan. (adibahasan/arrahmah.com)